Business Matching, Upaya Bersama Dorong Kemajuan UMKM
JAKARTA, reformasitotal.com
Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo R.M Manuhutu, mengatakan Business Matching yang diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian adalah upaya membentuk kebersamaan dan gotong royong mencapai target peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Upaya tersebut salah satunya adalah belanja pemerintah untuk produk dalam negeri yang dihasilkan oleh pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Selain menggerakkan perekonomian, upaya itu juga menumbuhkan rasa percaya diri para pelaku UMKM,” katanya.
Gelaran Business Matching menjadi angin segar bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk bangkit.
Pemerintah telah memutuskan memperpanjang waktu penyelenggaraan Business Matching pada tahap dua selama 12 hari dari yang sebelumnyanya di seri pertama hanya tiga hari.
Hal itu dikarenakan suksesnya Bussiness Matching tahap satu, di Nusa Dua Bali pada 22-24 Maret 2022, yang mampu meraih komitmen belanja Produk Dalam Negeri (PDN) dari Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan total mencapai Rp219,57 triliun.
Targetnya, pada Business Matching 2 nanti, yang rencananya digelar pada 11-23 April 2022 di Jakarta, akan menghasilkan Rp500 triliun komitmen belanja PDN.
Odo pun menyarankan agar Kementerian, Lembaga, BUMN dan Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan E-Katalog dengan baik dan memanfaatkan belanja barang dan jasanya untuk produk dalam negeri.
Saat yang sama, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Muhammad Neil EL Himam, berharap pelaku UMKM di daerah yang belum memiliki E-Katalog, untuk segera meminta kepada Pemerintah Daerah agar memiliki E-Katalog.
“Supaya mereka bias masuk ke dalam E-Katalog. Karena ini merupakan kesempatan luar biasa bagi pelaku UMKM di daerah,” tandas Himam.**
RED – ANTONI