Cerita Bersambung Kutunggu Kau Di taman Merlion Singapura-(16)

Halaman 76-80

“Apaan ini Yat ?” sentak Lulu memukul-mukul pelan dada Hidayat.

Hidayat berdiri, kemudian duduk lagi di sebelah Lulu. Diraihnya tangan Lulu dan digenggamnya.

“Maafkan aku ya ?” Hidayat menepuk punggung tangan Lulu perlahan-lahan.

Lulu terus menunduk tidak memberikan jawaban, dia membiarkan Hidayat menepuk-­nepuk tangannya. Hidayat berulang kali memanggil nama Lulu, tetap saja Lulu membungkam. Ditariknya tangannya, disapukan ke rambutnya perlahan ke belakang, kemudian berdiri. Hidayat melihat ke wajah Lulu dan ikut berdiri. Diraihnya kembali kedua tangan Lulu.

“Maafkan aku, ya !” desah Hidayat terus mengangkat kedua tangan Lulu dan dikecupnya perlahan.

“Sudahlah Yat, tinggalkan aku sendiri, kepalaku pusing.” Lulu menarik perlahan tangannya. Pada saat akan lepas, Hidayat menggenggam ujung jari tangan Lulu. Dipandangnya wajah Lulu. Dipandang demikian, Lulu kembali menundukkan kepalanya. Hidayat kembali mendekatkan tangan Lulu ke bibirnya. Dikecupnya perlahan dan dilepaskannya.

“Oke, aku pulang dulu ya, nanti kau kuhubugi lagi.” Hidayat jalan perlahan ke ruang depan. Ditemuinya mama Lulu yang sedang melayani pelanggan, dan diucapkannya terima kasih telah menerima dan menjamunya. Cheng Yuen Ma melambaikan tangannya membalas lambaian Hidayat yang telah berada di mobil siap untuk berangkat.

Lulu menuju ke meja telepon kembali. Dihubunginya Ang Mei, tetapi dari seseorang yang mengangkat telepon, mengatakan kalau Ang Mei sudah keluar rumah. Dengan lesu, Lulu menuju ke kamarnya. Ketika dia akan merebahkan dirinya ke tempat tidur, terdengar suara ketukan pintu. Dia kembali lagi menuju pintu untuk melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Begitu dilihat yang datang Ang Mei, Lulu langsung memeluknya dan menangis tersedu-sedu.

“Hei, hei, ada apa ini ?” Ang Mei mencoba mengangkat wajah Lulu yang menunduk, bersandar di dadanya. Dipegangmya dagu Lulu diangkatnya. Ang Mei kembali bertanya, tetapi Lulu tetap membisu. Akhirnya, dibimbingnya Lulu ke tempat tidur. Lulu merebahkan dirinya. Ang Mei melangkah keluar. Saat dia masuk kembali, di tangannya terlihat ada segelas air putih. Diberikannya kepada Lulu. Lulu bangkit, kemudian duduk dan menerima gelas yang diserahkan Ang Mei.

“Ya, kau minum dulu lah, biar agak tenang.”

“Terima kasih, ya Mei.”

“Tapi kau tidak apa-apa kan ?”

“Oh, tidak, aku baik-baik saja. Tadi di kampus aku berkenalan dengan seniorku, namanya Hidayat, berasal dari Jakarta. Kami bahkan sempat makan bersama di Wisma Atria. Kemudian dia mengantarkan aku ke sini. Beberapa menit yang lalu, sebelum kau sampai ke sini, dia sudah pulang.”

“Pulang ? Pulang ke mana ? ke Indonesia ?”

“Tidak. Dia tinggal di Singapura ini.”

“Di daerah mana dia tinggal ?”

“Nah, itu dia, aku belum sempat menanyakannya di mana dia tinggal di Singapura ini.”

“Kau konyol juga Lu. Bagaimana mungkin orang yang selama ini sangat perfect bisa lupa begitu saja.”

“Itu dia Mei, aku hampir dua jam berbincang-bincang dengannya, bahkan mama sempat aku kenalkan padanya, tetapi soal yang satu itu, aku tidak ingat sama sekali. Aku benar-benar terbius olehnya.”

“Terbius ? Kau menaksirnya ? Sedemikian cepatnya, Lu ?”

“Itulah yang aku tidak mengerti Mei. Demikian terhanyut aku dibuatnya. Kau tahu kan, selama ini aku sangat sensitif dengan pria-pria yang coba mendekatiku. Kau tahu kan alasannya, kenapa sampai aku tolak ?”

“Karena sama-sama orang kita. Iya kan ?”

“Benar Mei, aku rasa kau juga mengalami hal yang sama. Itu yang kita alami selama ini kan ? Senasib sepenanggungan. Sejak usia dini kita dihadapkan pada tradisi di lingkungan keluarga kita yang harus kita telan dan tertimbun di hati kita masing-masing. Sepertinya kita jadi membenci pria dari suku kita sendiri.”

“Sebenarnya tidak baik, tetapi kenyataannya kita demikian kan ? Kau dihantui lingkungan kita sendiri.”

“Dapatkah kita menyebutnya itu tradisi ? Itu yang akan kita coba dobrak. Kemajuan zaman telah banyak membukakan pintu hati dan mata kita, sehingga kira tidak lagi seperti ibu kita, yang tugasnya hanya menunggu suami dari pulang judi, mabuk, dan marah-­marah. Sebuah tontonan yang membosankan, tetapi di lingkungan itulah kita dibesarkan.”

“Sudahlah Lu, kalau kita cerita soal itu lagi, kita malah bertambah sakit, dan terus menerus kecewa. Yang penting, kita lakukan gerakan kita, tanpa sepengetahuan mereka, dan tentunya dengan norma-norma yang baik, tidak memalukan keluarga.”

“Nah, itu dia. Aku setuju dengan pendapatmu barusan. Sehebat apa pun tindakan yang akan kita ambil dalam penggeseran nilai-nilai tradisi itu, kita harus menjaga kepribadian dini kita.”

“Kalau begitu, mari kita bersalaman untuk tekad kita ini,” ajak Lulu mengulurkan tangannya dan disambut Ang Mei. Mereka pun berpelukan. Tiba-tiba, Ang Mei teringat.

“Hei, hei, aku jadi lupa menanyakan masalah yang menyebabkan kau menangis tadi. Nangisnya, nangis karena sedih atau karena babagia ?”

“Sementara ini, bahagia Mei, aku malah sangat berbabagia.”

“Sementara ? Apa maksudmu dengan kata-kata itu ?”

“Habisnya, aku tidak tahu apakah aku bisa bertemu dia lagi atau tidak, aku tidak tahu.”

“Tadi, kau katakan, seniormu di kampus. Berarti, besok juga kau bisa bertemu, kan ?”

“Aku harap begitu. Tetapi kalau pun tidak, aku ada jalan lain lah.”

“Jalan lain ? Rumahnya saja kau tidak tahu, di kampus, kau ragu. Apa kau kira dia mahasiswa gelap ? Atau jangan-jangan kau mau ke dukun ?”

“Enak saja ! Seumur-umur, aku belum pernah tahu yang namanya dukun.”

“Kalau begitu, cepatlah kau beri tahu apa jalan lain yang kau maksudkan barusan.”

“Aku sendiri meragukan, apakah jalan yang akan kita tempuh ini tepat, atau tidak Mei ?”

“Kau katakan sajalah. Kalau aku kira baik, aku akan mendukungnya.”

“Bagaimana kalau kita ke Wisma Atria.”

“Maksudmu, Wisma Atria yang di Orchard Road ? Bukankah itu tempat belanja, dan perkantoran ?”

“Ya, ialah ! Wisma Atria itu kan hanya satu, ya di situlah. Di sana ada kafe, kita makan atau minum-minum, kemudian kita tanya pelayan di sana. Aku yakin, orang-orang di sana mengenalnya.”

“Bagaimana, kalau pas kita ke sana, kemudian dia ada di sana, apa tidak malu kita.”

“Kenapa mesti malu ? Kita pura-pura belanja dulu, kemudian baru kita masuk ke sana. Aku kira, kalau pun bertemu tidak masalah. Alasannya, kita belanja, iya kan ?”

“Good idea !”

Ang Mei dan Lulu kemudian menuju ke kawasan Orchard Road, menuju ke Wisma. Atria. Setelah memarkirkan mobilnya, Lulu dan Ang Mei menuju ke Levi’s Showroom, untuk membeli t-shirt. Setelah itu, baru mereka naik, dan Lulu mengajak Ang Mei ke tempat di mana dia dan Hidayat minum-minum kemarin. Tepat di kursi, di mana mereka kemarin duduk, yang secara kebetulan tempat itu masih kosong.

“Sekarang, apa yang harus kita perbuat Lu ?”

“Tenang saja, kita panggil pelayan, kita pesan minum. Begitu minuman datang, baru kita tanyakan soal Hidayat, oke ?”

Setelah memberikan makanan dan minuman yang dipesan Lalu dan Ang Mei, tanpa membuang waktu lagi, Ang Mei langsung menanyakan soal Hidayat. Ternyata, sang pelayan mengenal dekat Hidayat. Bahkan tanpa ragu-ragu, sang pelayan memberikan alamat Hidayat, ketika Lulu dan Ang Mei memintanya. Begitu mendapatkan alamat Hidayat, Lulu sebenarnya ingin segera menemui Hidayat, tetapi Ang Mei menahannya. Dia tidak ingin Lulu berbuat ceroboh, yang mengakibatkan sandiwara mereka bisa berantakan.

“Tenang saja Lu, kita habiskan dulu makanan dan minuman ini, baru kita keluar. Kalau kita langsung keluar begitu mendapatkan alamat Hidayat, sandiwara kita akan terbaca.”

“Kau tahulah Mei, ini pengalaman pertamaku berhubungan dengan seorang pria. Tanpa kau temani, aku tidak akan mungkin dapat melakukan ini semua. Aku tidak tahu, begitu aku mengenalnya, aku ingin selalu bersamanya terus.”

“Itu artinya, kau telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Kau sungguh beruntung, Lu.” “Beruntung bagaimana, kalau aku akhirnya gelisah terus begini.”

“Ya sudahlah, mari kita keluar dan mencoba mendatangi rumah Hidayat”

“Oh no, no, jangan sekarang. Aku belum siap Mei. Apa katanya nanti kalau kita mengunjunginya ?”

“Ya minimal kita tahulah di mana dia sekarang.”

“Terserah lah, kau kan pilot dan aku sebagai penumpang, tinggal ikut saja.”

“Okelah, kalau begitu,” kata Ang Mei langsung berdiri dan melangkah menuju ke tempat parkir. Mereka pun meninggalkan Wisma Atria, memasuki Orchard Road, melintas persimpangan Paterson Road, melintasi Hotel Hilton, kemudian belok ke kiri, memasuki kawasan Tanglin Road. Dekat persimpangan Chatsvorth Eve, Ang Mei mengurangi kecepatan mobilnya. Mereka akhirnya menemukan alamat di mana Hidayat tinggal. Bangunan yang cukup mewah bagi seorang mahasiswa untuk tinggal di sana. Bagi Lulu, ada kegembiraan tersendiri menemukan tempat tinggal Hidayat. Melihat bangunan di mana Hidayat berada saja, Lulu merasa demikian bahagianya

“Kamu senyum-senyum sendiri Lu. Padahal, kau kan belum bertemu dengannya,” canda Ang Mei melihat Lulu tersenyum.

“Akh, kamu bisa saja, Mei. Paling tidak, rumah yang barusan kita lihat telah menambah keyakinkanku bahwa Hidayat bukanlah orang sembarangan “

“Maksudmu, sebelumnya kau mencurigainya dia sebagai pendatang haram ?”

“Tidaklah, tidak sampai demikian. Tetapi minimal, sejak awal kita perlu hati-hati, kan ? Walaupun, dia sesuai dengan angan-angan kita dari dulu”

“Benar Lu, aku setuju dengan apa yang kau lakukan.”

“Kau menyetujui, dan mendukung pendapatku, kan ?”

“Tentu, aku tentu setujn, dan mendukungnya. Kalau tidak, tentu tidak mungkin bersedia mengantarkan kau, kan ?”

Dari kawasan Tanglin Road, Ang Mei coba memutar mobilnya mengambil arah semula, memasuki Orchard Road. Ang Mei mencoba memutar lagu lawasnya Teresa Teng. Dengan volume yang sedang, mengumandanglah lagu “Ni Cam Mo Suo.” Lulu merubah posisi joknya ke belakang. Disandarkan kepalanya ke jok. Ditatapnya ke atas, dicobanya untuk mengendurkan ketegangan yang baru saja dialaminya. Demikian tegasnya Teresa Teng bertanya,” Kau sedang apa ?” Sedang apa ya ? Benarkah seperti kata Ang Mei aku jatuh cinta pada pandangan pertama ? Cinta, aku mengejarnya barusan ke Tanglin Road, apakah juga bagian dari cinta ? Benarkah cinta ini buta ? Aku yang selama ini tidak pernah berani atau nekad berbuat sesuatu apabila tanpa perhitungan, kini aku berani melakukannya. Inikah makna dari cinta itu buta ? Gejolak yang kurasakan saat ini, telah masuk ke sendi-sendi tubuhku, ke pori-pori, mengganggu akal sehatku, seakan terserang virus cinta. Wanita macam apa aku ini, berani mendatangi seorang pria. Bagaimana kalau tadi di restoran ada Hidayat ? Atau ketika lewat rumahnya ada dia di jalan ? Jangan jangan dia mengira aku ini…………………………………………… akh, sudahlah ! Cukup, cukuplah kejadian tadi kejadian yang terakhir yang aku lakukan. Tidak pantas aku berbuat nekad demikian, tidak pantas “Tidak Pantas “ teriak Lulu seraya memukul-mukul kepalanya. Melihat tingkah Lulu, spontan Ang Mei mengurangi kecepatan mobilnya, dan mematikan tapenya. Ang Mei coba memutar perlahan ke arah Bras Basah Road.

“Hei, Lu, ada apa ini, ada apa hah ?”Ang Mei menepuk-nepuk perlahan bahu Lulu.

“Ow, ada apa ya ? Memangnya, ada apa ?”

“Kau ini bagaimana, Lu. Kamu malah kembali bertanya, ada apa. Harusnya kau jawab dulu pertanyaanku, kenapa barusan kau berteriak-teriak.”

“Aku teriak-teriak Mei ? Apa benar demikian, Mei ? Aduh, bagaimana ini Mei. Aku jadi malu sama kau Mei. Maaf, aku minta maaf, kalau aku mengagetkanmu.”

“Barusan itu, kau berteriak-teriak, dan memukuli kepalamu sendiri. Aku sendiri terkejut. Tetapi kalau aku boleh menebak, kau barusan membayangkau kejadian di Tanglin Road tadi kan ?”

“Benar Mei, padamu aku tidak dapat berbohong. Apa yang barusan kita lakukan, sangat mengusik pikiranku.”

“Apa lagi yang kau pikiran, semuanya sudah berjalan lancar, kan ? Kita sudah tidak penasaran lagi, tentang alamat Hidayat. Iya, kan ? Nah, apalagi yang harus kau pikirkan. Paling juga tugas kita selanjutnya, siapakah gerangan Hidayat itu.”

“Akh, nggak, nggak, aku nggak mau lagi ke sana Mei. Aku takut lah, Mei.”

“Apakah bagimu tidak perlu bagaimana dia dan keluarganya ?”

“Kalau itu, lain lagi lah. Tetapi sudahlah, dia kan janji mau mampir ke rumah, mau membawakan buku-buku atau brosur tentang Bali. Kalau dia menepati janjinya, aku akan menghubungimu.”

“Benar, ya Lu ?”

“Don’t worry lah, I will call you, oke ?”

Ang Mei memutar strirnya ke kiri memasuki Victoria Street. Dia hanya melambaikan tangannya ketika menurunkan Lulu di depan rumahnya. Dengan tergesa-­gesa Lulu masuk ke dalam rumah. Ada hal penting yang ingin disampaikan pada mamanya. Tetapi di ruang belakang, Lulu tidak menemukan mamanya, kecuali Maimunah yang sedang menyiapkan makan malam. Lulu gelisah, mondar-mandir. Dia akan melangkah memasuki kamarnya, tetapi diurungkannya lagi.

“Ada yang bisa saya bantu, non ?” Tanya Maimunah yang heran melihat tingkah Lulu.

“Mama, di mana ya ?”

“Ada non, sedang tidur di atas. Pesan Nyonya, kalau non datang, bangunkan saja.”

“Jangan, jangan, biar nanti sajalah. Begini saja, kalau nanti mama sudah bangun, tolong kau bangunkan saja aku”

“Baik non,” ujar Maimunah sedikit membungkuk, dan meninggalkan Lulu.

Lulu menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Seandainya Hidayat tahu aku mencarinya ke Wisma Atria, karena pelayan tadi memberitahukannya, bagaimana ya ? Lulu coba-coba mengingat wajah, senyum, tingkah, dan candanya.

Ketika Cheng Yuen Ma, turun dari tangga, Maimunah langsung menghampirinya.

“Non Lulu, sudah pulang Nyonya, dia ada di dalam kamarnya. Apakah perlu saya bangunkan ?” Tanya Maimunah pada Nyonya Wong sambil mengikuti Nyonya Wong yang menuju ke meja makan.

“Jangan, jangan Munah. Biarkanlah dia istirahat dulu. Tolong kau buatkan aku lemon tea, ya !” jawab Nyonya Wong agar tidak mengusik puterinya. Dia yakin, Lulu sedang tidur, kalau tidak, dia pasti sudah keluar begitu mendengar pembicaraanku dengan Maimunah tadi. Dia ingat, bagaimana tadi Lulu terburu-buru berangkat bersama Ang Mei. Apalagi Lulu hanya melambaikan tangan, dan mengatakan akan ke rumah teman. Tetapi karena perginya berduaan dengan Ang Mei, dia percaya. Puterinya dan Ang Mei telah berteman sejak kecil. Dia sudah menganggap Ang Mei seperti puterinya sendiri. Begitu pula Lulu di mata orang tua Ang Mei. Sayang, Wong Chung Pha, kakak Lulu, orangnya pendiam, sehingga tidak dekat dengan Ang Mei. Padahal, ibu Ang Mei, Go Siok Kim, sangat setuju kalau puteri mereka dijodohkan dengan Wong Chung Pha. Sebagai seorang yang terpelajar, Chung Pha memang sangat ideal bila dijodohkan dengan Ang Mei yang periang dan lincah. Lulu dan Ang Mei, layaknya saudara kembar. Selalu model dan corak baju, termasuk potongan rambut mereka, dibuat sama. Terkadang orang mengira mereka saudara kembar. Apa mungkin, mereka berdua nantinya punya suami yang sama ? Umpamanya, Lulu sebagai isteri pertama dan Ang Mei sebagai isteri kedua, mereka tinggal satu rumah. Kalau begitu, sangat beruntunglah pria yang menikahi mereka. Mungkinkah ? Memikirkan hal tersebut, dia rasanya ingin senyum sendiri, tetapi dengan begitu, baginya itu obat tersendiri dalam mengisi hidup dan kehidupan yang itu ke itu juga sejak kecil, sampai dia punya cucu.***……Bersambung….

Back to top button
kirim4d kirim4d login kirim4d daftar rtp kirim4d kirim 4d
sulap777 sulap777 login sulap777 daftar rtp sulap777 sulap 777
wahanabola wahanabola login wahanabola daftar agen sbobet pusat sbobet
wahanabola wahanabola login wahanabola daftar jadwal live score prediksi bola
arenahoki arenahoki88 slot bca slot gacor gampang menang
MAKASAR KOTA MAKASAR profil_pafi registrasi struktur_organisasi
meja777 meja 777 meja777 login meja777 daftar rtp meja777
sinden4d sinden4d daftar login sinden4d rtp sinden4d
slot gacor kirim4d daftar kirim4d slot dana
lipo777 lipo777 slot slot login lipo777 daftar lipo777
slot gacor kirim4d daftar kirim4d slot dana
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d slot gacort slot gacor gampang maxwin
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d slot gacort slot gacor gampang maxwin
sinden4d
pinobola
meja777 meja 777 meja777 login meja777 slot meja777 rtp
kirim4d daftar kirim4d rtp kirim4d slot kirim4d agen kirim4d
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d link sinden4d slot sinden4d
mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola
lilin138 lilin138 daftar scetter hitam slot scetter hitam sinden4d slot dana 5000 slot dana
kapaljudi kapal judi login kapaljudi daftar kapaljudi kapaljudi login kapaljudi daftar
mariobola mario bola login mariobola daftar mariobola mariobola login mariobola daftar
wisnu77 slot scetter hitam toto slot88 sinden4d slotgacor
kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar
KAPALJUDI KAPALJUDI Login KAPALJUDI Alternatif Resmi KAPALJUDI Login KAPALJUDI