Cerita Bersambung Kutunggu Kau Di taman Merlion Singapura-(2)

Halaman 6-10

 

Masih banyak orang berlalu lalang, di antara meja-meja dan kursi-kursi di Queen Elizabeth Park. Taman-taman di Singapura semuanya tertata dengan apik, seapik para polisi yang bertugas tanpa pernah mengusik. Terutama bagi mereka-mereka yang berpasangan. Berbeda kalau seseorang duduk sendiri, atau jalan-jalan sendiri, polisi malah akan menaruh curiga. Keberadaan polisi membuat siapa saja yang berada di taman-taman, di tempat-tempat keramaian, menjadi tenang.

Tidak ada yang risih atau was-was bercengkrama, berpelukan, bahkan ciuman sekalipun. Justru semua merasakan mendapat perlindungan dari polisi. Polisi tidak pernah mengusik, apalagi usil, walau di antara pengunjung tidak beranjak meninggalkan taman sampai larut malam. Para polisi yang biasa berpatroli di taman, telah terbiasa dengan pemandangan para pengunjung yang bermesraan. Malah suatu ketika, ada dua orang yang sedang berpacaran, karena asyiknya, tak sadar kalau tas sang wanita terjatuh, jauh dari kursi yang mereka duduki. Kebetulan polisi yang sedang berkeliling melihatnya. Dengan sapaan lembut, polisi tersebut memberitahukan, agar tas yang jatuh diambil dulu, karena dikhawatirkan nantinya akan diambil orang lain. Namun demikian, tidak ada yang berani memanfaatkan suasana itu untuk berbuat hal-hal yang di luar batas kesusilaan. Semua berjalan biasa-biasa saja, wajar, aman, tenteram, dan damai. Sedamai hati Lulu dan Jefri yang pernah mengalami liku-liku cinta yang pernah terhempas, dan penuh kedukaan yang mendalam. Apakah keduanya kini mau merajut benang-benang kusut, mau membangun istana cinta, atau sama-sama menikmati pelarian cinta? Kita tidak bisa menduganya. Sama dengan ketidaktahuan kita atas penataan Queen Elizabeth Walk di tepian aliran laut Singapura, di antara gedung-gedung pencakar langit dan jembatan tua Fullerton yang menjadi saksi-saksi bisu para pengunjung, termasuk kehadiran Lulu dan Jefri di sana. Apakah taman tersebut diciptakan untuk taman kedamaian ? Dengan beratapkan langit, selimut embun, dan deru-deru perahu motor yang melintas, tidak satupun ada meja yang kosong. Pengunjung silih berganti, makanan dan minuman silih berganti, namun Lulu dan Jefri bertahan.

Matahari mulai merangkak ke atas menyinari bumi. Orang-orang tua, remaja, dan anak-anak berlari-lari kecil melintas di depan Jefri dan Lulu. Jefri tersentak dari kantuknya. Dengan mengusap matanya yang sedikit pedih, Jefri menggeliat. Lulu terbangun dari pangkuan Jefri. Mereka tidak tahu kapan mereka berhenti bercerita dan jam berapa mereka terlelap. Dari celah-celah tiang kapal di kejauhan, matahari yang kuning membara menyilaukan mata Jefri.

“Kita ke Clifford pier sajalah Bang sarapannya,” ajak Lulu menunjuk dermaga perahu besar yang biasa mengantarkan para turis ke Pulau Sentosa.

“Oh ya, kita kan mau main ke Pulau Sentosa,” balas Jefri seakan diingatkan tentang rencana mereka akan istirahat ke Pulau Sentosa.

Suasana Clifford pier memang tidak pernah sepi. Selain untuk para turis naik perahu ke Pulau Sentosa, dermaga ini juga selalu digunakan para kelasi kapal bersandar dengan boat kecil. Karena kapal-kapal mereka berlabuh jauh di tengah sebelum bongkar muat atau mengisi muatan. Atau sekedar singgah. Orang-orang kapal dari berbagai penjuru dunia sangat mengenal tempat ini. Termasuk pelaut-pelaut Indonesia. Tempat ini dikenal dengan sebutan Angting. Setelah membasuh muka, Jefri coba membaca koran lokal.

“Kita jangan naik perahu Bang, lebih baik kita naik bus saja dulu, terus kita naik cable car (kereta gantung),” ajak Lulu ketika dilihatnya Jefri akan melangkah ke dermaga.

“Okey, gimana Lulu aja. Lulu kan pemandu abang di Singapura ini. Abang ikut sajalah,” canda Jefri memberi hormat dengan membungkukkan sedikit badannya. Lulu tertawa melihat tingkah Jefri yang memberi hormat padanya.

Keluar dari Clifford pier, Jefri dan Lulu bergandengan tangan, menuju halte bus. Sebenarnya, dapat saja mereka menelusuri keramaian Shenton Way, tetapi mereka memang mau menuju ke daerah Pasir Panjang. Sengaja Lulu mengambil posisi pinggir, karena di sepanjang jalan Lulu akan bercerita. Apalagi, saat melalui Haw Par Villa, atau biasa disebut juga Tiger Balm Garden.

“Suatu waktu nanti kita main ke sana Bang, biar Abang tahu betapa banyaknya patung-patung dan cerita yang menarik,” papar Lulu sambil menunjuk ke pintu gerbang Haw Par Villa, di mana terlihat patung ular naga yang besar.

“Cuma patung-patung ?” Jefri menyelidik lebih jauh.

“Ya tidak. Di sana juga ada pertunjukan sandiwara dengan cerita-cerita klasik yang menarik,” jelas Lulu sedikit memperagakan gerakan aktingnya.

“Abang sih tidak keberatan, bagaimana waktu luang Lulu saja. Apalagi abang kan belum ada kegiatan yang serius,” jawab Jefri santai.

“Lho Abang bukannya mau sebentar di Singapura ini ?” Tanya Lulu yang belum tahu apa kegiatan Jefri yang sebenarnya di Singapura ini.

Betapa aneh sebenarnya hubungan Jefri dan Lulu. tanpa menyelidik jauh tentang diri mereka masing-masing, mereka telah akrab. Sedemikian mudahnya Lulu percaya pada Jefri yang baru dikenalnya ? Bagi Jefri sendiri, tidaklah masalah. Tetapi, bagaimana dengan Lulu yang selain cantik, enerjik, dan barangkali saja berpendidikan tinggi. Pendidikan, bagi warga Singapura bukanlah hal yang sulit. Karena, tingkat pendidikan rata-rata warganya cukup baik. Jefri sebenarnya ingin agar Lulu menanyakan tentang dirinya dan apa tujuannya berada di Singapura. Tetapi pertanyaan itu belum juga muncul. ”Haruskah aku yang mendahuluinya ? Apakah tidak terlalu lancang menanyakan masalah pribadi ?” Demikian berkecamuknya hati Jefri. Namun pertanyaan itu dibatalkannya. Bukankah orang asing biasanya sangat peka terhadap hal-hal yang bersifat pribadi.

Setiap kali keinginan itu akan dikeluarkannya, setiap kali pula dibatalkannya. ”Aku harus memberitahukan siapa diriku sebenarnya, sebelum semuanya terlalu jauh. aku harus mengatakannya,” kelincahan Lulu dan keceriaan Lulu membuat Jefri tidak sempat berfikir ke hal-hal pribadi. Sebagaimana Lulu yang mengikuti hatinya, Jefri juga berbuat hal yang sama. Yah, gimana nanti sajalah, Jefri memberikan jawaban atas perasaannya yang masih berkecamuk.

“Eh, Bang, ada perubahan,” kata Lulu menepuk bahu Jefri begitu turun dari bus.

“Perubahan apa ?”, Jefri tersentak.

“Akh, Lulu lihat sejak kemarin Abang banyak termenung,” Lulu coba menebak.

“Bisa aja kamu, Lu ! Ini gimana nih, perubahan apa yang kita lakukan,” ujar Jefri mengalihkan pembicaraan.

“Menurut saya, lebih baik kita naik boat sajalah menyeberang ke Pulau itu. Agak jauh memang, tetapi kita kan jalan-jalan, yach lebih baik dari darat saja ke lokasi wisatanya,” kata Lulu menunjuk ke seberang Pulau sambil menarik tangan Jefri menuruni anak tangga menuju boat yang sudah ada beberapa turis asing di dalamnya.

“Okey lah,” kata Jefri menyambut tangan Lulu.

Pulau Sentosa sendiri sebenarnya Pulau yang biasa-biasa saja dulunya. Bahkan pernah menjadi tempat yang terisolasi buat umum. Puluhan tahun yang lalu, bahkan tempat latihan militer. Bekas barak-barak militer masih terlihat jelas. Apakah bekas ini ada kaitannya dengan menghangatnya hubungan Indonesia – Malaysia, sekitar tahun 1963. Peristiwa ini lebih terkenal dengan sebutan Konfrontasi Malaysia. Konflik antara Bung Karno dan Perdana Menteri Malaysia, Tenku Abdurahman. Pada satu sisi Bung Karno menyerukan invasi menghancurkan Malaysia, yang dianggap sebagai negara boneka Neo Kolonialisme, pada sisi lain, Tenku Abdurahman menyambut tantangan.

Seluruh kekuatan angkatan perang disiapkan maju ke medan laga. Inggris yang menjadi backing utama Malaysia, perlu kerja keras mendatangkan pasukan tambahan dari benua Eropa, memperkuat kontingen pasukannya di Semenanjung Malaya, Singapura, Sabah, dan Serawak. Seluruh pasukan yang digelar di Malaysia kurang lebih 150.000 personel. Inggris sendiri mengerahkan 60.000 prajurit berikut armada laut, udara, dan deretan kendaraan lapis baja.

Peristiwa itu menggegerkan Amerika Serikat, yang pada saat itu di bawah kepemimpinan Presiden Lyndon B. Johnson. Konfrontasi ini bagi Amerika bak pedang bermata dua. Memihak Indonesia berarti berhadapan dengan sekutunya, Inggris. Sebaliknya, memihak Malaysia akan membuat Indonesia makin condong ke kiri dan dikuasai komunis. Ini akan lebih membahayakan Asia Tenggara.

Tetapi, apakah benar barak-barak yang ada di Pulau Sentosa ini ada kaitannya dengan peristiwa di atas ? Jefri tidak tahu dan kalaupun hal itu ditanyakan ke Lulu, barangkali jawabannya akan sama. Itulah masa lalu, sekarang negara-negara ASEAN bersatu padu penuh persaudaraan.

Kalaupun Jefri coba mendesak peristiwa ini pada Lulu, bukankah akan membangkitkan peristiwa lama. Singapura sendiri sudah lama memisahkan diri dengan Malaysia. Jefri juga tidak tahu apakah peristiwa ini masuk dalam pelajaran sejarah bagi siswa atau mahasiswa di Singapura. Jangan-jangan malah orang tua Lulu pelaku sejarah. Kalau sampai hal itu benar Jefri malah membangkitkan singa yang sedang tidur.

Pada saat kemesraan seperti ini kurang baik membuka tabir sejarah. Walaupun sejarah tidak dapat dimanipulasi. Ahmad Mansur Suryanegara, pakar sejarah dari Universitas Pajajaran Bandung dalam salah satu bukunya mengatakan, ”Betapapun kecilnya suatu peristiwa sejarah, memiliki makna yang tak luput dari mata rantai keseluruhan sejarah itu sendiri. Dan lagi nilai besar dan kecilnya peristiwa, juga sangat tergantung dari mana cara memandang peristiwa itu sendiri.”

Pulau Sentosa, sebenarnya dahulu Pulau yang biasa-biasa saja. Suatu Pulau kecil yang telah disulap Badan Pariwisata Singapura, yang kantornya berada di Raffles City Tower, jalan North Bridge 250 Singapura. Begitu menakjubkan memang. Pantai yang semula kurang menarik ditambal sana-sini, dipoles sana-sini, maka Pulau Sentosa menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat layak jual bagi Singapura. Sampai-sampai ada motto “Berkunjung ke Singapura tanpa mengunjungi Pulau Sentosa, dianggap belum sempurna.” Demikian dahsyatnya promosi terhadap Pulau Sentosa.

“Hey, Bang Jef, biasa nggak makan sea food ?” Tanya Lulu begitu memasuki kawasan wisata.

“Lho, memangnya kenapa ?” Kembali Jefri bertanya.

“Bukan. Maksudku, kalau biasa, kita ke sana tu, tempatnya baik untuk istirahat. Sebelum kita keliling-keliling lagi atau malah mau berenang,” kata Lulu sambil menunjuk restoran besar yang tidak jauh dari mereka.

“aku sih oke-oke saja,” Jefri mengangkat tangannya terus mendorong Lulu dari belakang.

“Bang, apa-apaan ni, nanti aku jatuh lho. Awas !” Teriak Lulu.

“Huh, hampir saja aku menabrak anak kecil,” sentak Lulu lagi dan nyaris jatuh. Dengan sigap, Jefri menahannya. Tetapi malang, mereka malah terjatuh. Jefri dan Lulu tidak langsung berdiri, tetapi malah terus tiduran berpelukan sambil tertawa-tawa.

Lulu berdiri dan memberikan tangannya untuk disambut Jefri, agar Jefri bangkit. Tetapi malah Jefri yang menarik tangan Lulu, sehingga Lulu terjatuh menimpa Jefri. Jefri memanfaatkan momen itu dengan memeluk Lulu erat-erat.

“Aduh, lepasin Jef, aku tidak bisa bernafas nih,” Lulu menggeliat.

“Habis kamu menggemaskan,” bisik Jefri sambil mengecup pipi Lulu yang kian memerah terkena sinar matahari pagi.

“Kamu juga Jef,” balas Lulu mencium pipi Jefri, langsung berdiri menjulurkan tangannya untuk diraih Jefri.

Kali ini Jefri benar-benar bangkit. Sambil berjalan mereka menyeka pasir yang menempel di baju mereka, saat tiduran di pasir. Jefri membantu Lulu menepiskan pasir yang menempel di punggung Lulu.

“Sorry ya Lu,” kata Jefri menggunakan sapu tangannya menepis-nepiskan pasir dan beberapa helai daun.

“Thanks ya, Jef” ujar Lulu terus meraih pinggang Jefri menuju restoran.

Di salah satu sudut restoran yang kebetulan masih kosong, Jefri dan Lulu mulai memesan makanan. Jefri memandang pada keramaian pengunjung yang tidak saja dari masyarakat Singapura, tetapi juga dari mancanegara. Hari-hari biasa, pengunjung memang kurang begitu banyak, karena sebagian warga Singapura bekerja serius. Di samping tentunya tingkat pengangguran yang tidak besar. Pada saat Jefri ke kamar kecil. Lulu mencoba membanding-bandingkan Jefri dan Hidayat. Yang belum berani ditanyakannya soal kemiripan Jefri dengan Hidayat. Sampai hari ini, pada saat kemesraan itu datang, dan dirasakannya, Lulu masih terobsesi bayangan Hidayat. Betapa munafiknya aku ini. Apa kata Ang Mei kalau hal ini kukatakan padanya. Tidak mudah bagiku melupakan Hidayat begitu saja. Kerinduanku begitu mendalam, menusuk sekali ke lubuk hatiku. Kobaran itu begitu saja lenyap saat bertemu dengan Jefri. ”Eh, kenapa aku harus memikirkan pendapat orang lain ? Bukankah hal ini hanya aku yang merasakannya ? Tetapi keluguan Jefri haruskah kukhianati begitu saja dan aku bercinta dengan bayangan Hidayat ?” Gejolak batin Lulu bertalu-talu mengusik pikirannya. Pada satu sisi kerinduannya akan Hidayat terobati, tetapi pada sisi lain, ada orang dianggapnya bayangan.

“Huh, bagaimana nanti sajalah,” Lulu menegaskan jawaban gejolak hatinya.

“Maaf, ini pesanan Anda ?” Tiba-tiba pelayan restoran membuyarkan pikiran Lulu.

“Benar, benar ! Ya letakkan saja di sini,” lanjut Lulu.

“Selamat menikmati,” pelayan mempersilahkan.

“Terima kasih. Saya menanti seseorang.” Balas Lulu.

“Hei, lihat aku sudah kelihatan segar kembali,” ucap Jefri sambil menepuk pelan bahu Lulu.

“Ya, Hi, kau kelihatan segar,” kata Lulu.

“Apa ? kau memanggilku Hi ? Baru kutinggalkan sebentar, kau sudah merubah namaku,” Jefri heran dipanggil Hi.

“Maaf, maaf Jef, maksudku, aku akan menirukan ucapanmu barusan, ya apa tadi ?”

“Hei,”

“Ya, ya, itu, itu maksudku,” ujar Lulu agak gugup.

“Oh, aku kira… akh sudahlah. Buat apa kita perdebatkan. Makanan sudah tersedia, mari kita santap. Bukan begitu nona manis ?”

“Why not ?” Ucap Lulu

Selepas makan, Lulu tidak melihat Jefri merokok. Sejak pertama bertemu, sampai saat ini, Lulu tidak pernah melihat Jefri merokok. Ini perbedaan pertama yang kulihat. Kalau Hidayat, barangkali sepagi ini sudah habis satu bungkus. Apalagi rokok filter. Kecuali rokok kretek kebanggaannya, minimal satu bungkuslah satu hari.

“Ada apa, kok melihat aku terus,” Jefri penasaran diperhatikan Lulu.

“Aku perhatikan, sejak kemarin kau tidak pernah merokok,”

“Oh, kamu sendiri gimana,” Jefri balas bertanya.

“Hm, kalau aku merokok, kau marah tak ?” Tanya Lulu.

“Tidak, tidak, silahkan saja. aku malah senang melihat wanita merokok. Anggun dan enerjik, begitu,”

“Apa itu anggun, aku tak paham lah,”

“Hm.. apa ya, aaa…. charming !”

“Huh, bisa aja kamu Jef. Tapi Jef, aku sendiri baru enam bulan terakhir ini merokok. Sebelum itu, aku tak merokok lah. Thanks ya atas perhatianmu,” desah Lulu sambil mengeluarkan rokok dari tasnya.

“Oh ya ? Kenapa bisa begitu, apa ada masalah yang membuatmu sampai-sampai kau merokok segala,” Jefri ingin tanya lebih jauh.

“Ah tidak ! aku iseng saja, terus ya keterusan,” jawab Lulu menghembuskan asap rokoknya ke atas.

“Oh, aku kira ada masalah. Kita sekarang kan sudah berteman, siapa tahu aku dapat membantumu, itu pun kalau kau tidak keberatan tentunya,” Jefri coba menawarkan diri kalau-kalau dia dapat membantu Lulu.

Selama ini, yang dia ketahui, orang-orang yang mencoba merokok itu bermula dari coba-coba, pengaruh lingkungan, gengsi atau karena pelarian dari tidak terpecahkannya suatu masalah. Sehingga jalan keluarnya adalah merokok. Tetapi kalau Lulu, dia tidak tahu. Tetapi pengakuannya yang mengatakan baru enam bulan ini merokok, Jefri jadi penasaran juga. Jefri dapat menangkap, ada sesuatu hal yang terjadi pada Lulu.

“Terima kasih Jef, akan kuingat itu. Tetapi sudahlah, kita ke sini kan mau berlibur. Bukan begitu Jef. Dan kau sendiri, apa tidak mau keliling-keliling atau berenang ?” Lulu mengalihkan pembicaraan Jefri.

“Kali ini tidak Lu. aku berada di sini saja sudah senang. Apalagi ditemani wanita secantik kau,” rayu Jefri.

“Sudahlah Jef, tanpa kau sanjungpun aku kan sudah bersamamu, hah ?”

“Ya, ya. Bagaimana kalau kita beristirahat agak ke pantai sana,” ajak Jefri.

“Itu ide yang bagus. Tetapi sebentar Jef, aku bereskan dulu ke kasir. kau tunggu saja di luar, nanti aku menyusulmu,” kata Lulu meninggalkan Jefri menuju kasir.

“Hei, hei Lu, biar aku saja yang membayarnya,” Jefri berdiri merogoh kantung celananya.

“Tak payah lah Jef, aku kan ada ini,” Lulu memperlihatkan kartu kreditnya.

“Okey !” Ujar Jefri mengangkat bahunya dan berjalan keluar restoran.

Di antara keramaian pantai Pulau Sentosa, terlihat Jefri dan Lulu berjalan bergandengan tangan. Desiran suara ombak mendayu-dayu, gelombang saling kejar mengejar berlomba menuju pantai. Sebagaimana beberapa wisatawan saling kejar mengejar menggunakan sepeda pantai. Kawasan Pulau Sentosa betul-betul diciptakan bak sorga bagi pengunjungnya. Membuat wisatawan betah berlama-lama di sana. Begitu pula Jefri dan Lulu yang sangat menikmati panorama Pulau Sentosa.

Pada waktu pertama kali Jefri ke Pulau ini, kurang lebih tiga tahun lalu, fasilitasnya belum begitu banyak seperti saat dia dan Lulu berada di sana. Hotel-hotel kian bertambah. Termasuk diantaranya hotel berbintang lima. Taman-taman kian asri termasuk taman anggrek dengan aneka ragam jenisnya sangat menawan. Ditambah jam besar di permukaan taman, menambah keindahan dan keharmonisan sekitar taman. Belum lagi taman pengembakbiakkan ratusan jenis kupu-kupu dengan aneka warna yang sangat menawan dipadu berbagai jenis serangga lainnya. Begitu pula akuarium raksasa yang berisikan ribuan jenis satwa laut. Dari jenis yang kecil, hingga jenis hiu yang besar. Semua fasilitas yang dibangun Badan Pariwisata Singapura tersebut menelan biaya yang tentunya tidak sedikit. Dengan tujuan utamanya tidak lain, agar para wisatawan kerasan tinggal di Pulau Sentosa. Dengan demikian, income buat negara terus bertambah. Data yang diketahui Jefri, wisatawan yang mengunjungi Singapura, lebih dari enam juta orang per tahunnya. Sebagian besar dapat dipastikan mengunjungi Pulau Sentosa. Suatu kebanggaan bagi Badan Pariwisata Singapura.

Di kejauhan, Jefri melihat kapal-kapal besar membelah ombak. Jefri terbayang ke masa lalunya tatkala kelasi kapal. Suatu pekerjaan yang sejak kecil dicita-citakannya, yaitu dunia petualangan dan pengembaraan. Seperti apa yang diceritakan paman Mustafa padanya bahwa menjadi kelasi kapal bukan hanya pengembaraan melihat negara-negara lain secara gratis, tetapi ada dunia petualangan. Pergumulan terhadap ombak, cuaca, dan tentunya godaan wanita. Yang terakhir ini, bahkan oleh orang awam diidentikan bahwa pelaut adalah petualang cinta. Di mana kapal berlabuh, di situ cinta berpadu, di mana kapal merapat, di situ cinta mendarat. Jefri tidak dapat membayangkan itu semua. Yang pasti, apapun yang terjadi, tekadnya sudah bulat untuk menjadi pelaut. Melihat kapal yang melintas, sepintas Jefri terkenang pada masa awal-awal dirinya menjadi pelaut. Jauh,… jauh,…. jauh sekali. Jauh sebelum dia berkenalan dengan Liu Ching Shia yang kini berada di sampingnya.

Pada saat pertama kali Jefri menginjakkan kakinya di Singapura, tidak ada tujuan lain, kecuali untuk kerja dan kerja. Sebenarnya, selain berbekal surat rekomendasi pamannya Mustafa, dan ijazah Sekolah Menengah Teknik, ada kelebihan yang dimiliki Jefri. Yaitu, kemampuan Jefri berbahasa Cina suku Hokkian, sedikit Mandarin, dan Bahasa Inggris. Ternyata, kelebihan itulah yang memudahkan pengembaraannya di negara orang. Begitu pula dalam pergaulannya dengan orang-orang asing yang baru dikenalnya, termasuk Mr. Tan dan staf lainnya di Tan Hau Shipping. Mereka selalu menggunakan bahasa Hokkian apabila berkomunikasi dengan Jefri. Di Singapura, selain bahasa Inggris, Melayu, India, Arab, bahasa Hokkian paling sering digunakan sehari-hari pada etnis Cina. Ciri khas yang perlu dipelajari Jefri ialah bahasa Inggris yang berlogat kental, aksen Cina. Bahasa yang satu ini memang bukan asing bagi Jefri. Masa kecilnya di kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, bahasa Hokkian sering digunakan. Terutama di pasar-pasar, terlebih-lebih tetangga Jefri kebanyakan dari etnis Cina.

Populasi penduduk Singapura, kurang lebih tiga juta orang. Mayoritas etnis Cina, jumlahnya mencapai 76 %. Sementara Melayu 15 %, India 6,5 %, dan selebihnya etnis lain, termasuk orang Arab. Untuk yang terakhir ini, malah diabadikan nama jalan dengan sebutan Arab Street. Semua etnis ini disatukan dalam bahasa Inggris. Pluralisme ini dijaga negara dengan baik, sehingga tidak heran di banyak tempat terbaca aksara dari berbagai etnis dalam satu papan pengumuman. Ini salah satu keistimewaan Singapura menjaga keharmonisan di tengah perbedaan etnis warganya.

“Jef, Jef,” suara Pak Hasan bersatu dengan suara ketukan pintu.

“Ya, Pak !” Jefri langsung bangkit membukakan pintu. Dia hafal betul suara itu. Pasti Pak Hasan. Jangan-jangan Pak Hasan mau mengajaknya jalan-jalan.

“Eh, Pak Hasan. Silahkan masuk, silahkan Pak,” tawar Jefri begitu membuka pintu.

“Tak apa, tak apa. Bapak tak lama lah. Hanya nak menyampaikan amanat dari Mr. Tan buat kau. Besok pagi, katanya kau tu ditunggu kak kantornya. Dia nak berikan kau peluang kerja. Untuk itu, kau bawalah paspor atau surat-surat lainnya,” ujar Pak Hasan.

“Terima kasih, terima kasih Pak Hasan,” ucap Jefri berulang kali mengangguk-anggukan kepalanya.

“Jef, selepas Maghrib nanti, engkau Bapak tunggu di rumah. Kita ini sebenarnya satu flat. Bapak duduk kak lantai dua di ruang 206. Bapak nak coba kenalkan engkau dengan keluarga Bapak. Selain kita makan sama-samalah,” pinta Pak Hasan ramah.

“Insya Allah, Pak,” Jefri meraih tangan Pak Hasan, mendekat, dan menggiringnya ke pintu lift.

Suasana rumah Pak Hasan cukup nyaman. Penataan interiornya tertata rapih. Pak Hasan mengenalkan satu persatu keluarganya yang hadir saat itu. Salina, wanita paro baya, sangat ramah. Begitu pula Fuad putera bungsunya dan Azizah puterinya yang masih menuntut ilmu di salah satu akademi. Tiga lagi putera Pak Hasan telah pisah rumah, dan tinggal di kawasan Jurong dan Bukit Timah. Pak Hasan sendiri sebenarnya leluhurnya orang Jawa. Hal ini diingatkan Bu Salma, selepas makan malam di ruang tamu…..bersambung

Back to top button
wahanabola wahanabola login wahanabola daftar agen sbobet pusat sbobet
wahanabola wahanabola login wahanabola daftar jadwal live score prediksi bola
arenahoki arenahoki88 slot bca slot gacor gampang menang
MAKASAR KOTA MAKASAR profil_pafi registrasi struktur_organisasi
meja777 meja 777 meja777 login meja777 daftar rtp meja777
sinden4d sinden4d daftar login sinden4d rtp sinden4d
slot gacor kirim4d daftar kirim4d slot dana
lipo777 lipo777 slot slot login lipo777 daftar lipo777
slot gacor kirim4d daftar kirim4d slot dana
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d slot gacort slot gacor gampang maxwin
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d slot gacort slot gacor gampang maxwin
sinden4d
pinobola
meja777 meja 777 meja777 login meja777 slot meja777 rtp
kirim4d daftar kirim4d rtp kirim4d slot kirim4d agen kirim4d
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d link sinden4d slot sinden4d
mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola
lilin138 lilin138 daftar scetter hitam slot scetter hitam sinden4d slot dana 5000 slot dana
kapaljudi kapal judi login kapaljudi daftar kapaljudi kapaljudi login kapaljudi daftar
mariobola mario bola login mariobola daftar mariobola mariobola login mariobola daftar
wisnu77 slot scetter hitam toto slot88 sinden4d slotgacor
kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar
KAPALJUDI KAPALJUDI Login KAPALJUDI Alternatif Resmi KAPALJUDI Login KAPALJUDI