Cerita Bersambung Kutunggu Kau Di Taman Merlion Singapura-(26)

Halaman 126-130

“Wayan, bagaimana masalahnya kok tiba-tiba Nyonya Wong besok kembali kemari, apa ada sesuatu hal yang mengecewakan ?” Tanya Hidayat agak sedikit meninggi suaranya.

“Tidak Mas, tidak ada masalah apa-apa, hanya Nyonya Wong yang meminta ingin segera pulang. Atau sebentar, saya hubungkan dengan Nyonya Wong,” Wayan mencoba sambungkan ke kamar Nyonya Wong.

“Apakah ada hal yang mengecewakan Ibu-ibu selama di Bali ?” Tanya Hidayat pada Nyonya Wong.

“Tidak, tidak ada masalah apa-apa, semuanya berjalan sangat baik dan menyenangkan. Kami baik-baik saja, hanya kami mempercepat pulang saja. Percayalah, tidak ada masalah,” tandas Nyonya Wong meyakinkan Hidayat.

“Baiklah Bu kalau begitu. Saya hanya takut kalau ada apa-apa di Bali. Saya kaget, ketika Lulu memberitahukan saya, kalau Ibu pulang besok sore.”

“Terima kasih Dayat atas perhatianmu.”

“Baiklah Bu, selamat beristirahat.”

Untuk menjaga hubungan baik dengan Wayan, Nyonya Wong sengaja keluar menemui Wayan di lobby hotel, minta maaf kalau dirinya tidak melaporkan pada Hidayat.

“Puteri saya hanya mengabarkan pada Hidayat untuk sama-sama menjemput ibu besok di bandara, maafkan kalau Hidayat sampai menghubungimu,”

“Oh, tidak apa-apa Bu, Hidayat hanya terkejut saja, karena Ibu tiba-tiba akan mengakhiri liburan ibu di Bali. Cuma itu saja, kalau pun ada paling dia khawatir dengan keadaan Ibu, itu saja barangkali Bu.”

“Terima kasih, kalian begitu baik pada ibu, maaf kalau kami jadi merepotkan semuanya. Suatu waktu, kalau ingin berlibur di Singapura, beritahu ibu, ya ?”

“Apa Wayan pernah ke Singapura ?”

“Belum Bu, belum pernah. Pegawai kecil seperti saya ini, mana mungkin bisa berlibur ke Singapura.”

“Sekarang kan sudah kenal dengan ibu, kalau ada waktu, tinggal beritahu ibu, nanti akan ibu urus. Wayan dan keluarga berlibur di Singapura. Ibu sudah beritahu puteri ibu tentang kamu dan Bonar.”

Pagi-pagi sekali dua becak telah meninggalkan Hotel Panorama. Yang satu berisikan Nyonya Wong dan Nyonya Ong, dan yang satu lagi Wayan. Betapa senangnya Nyonya Wong menikmati naik becak. Selama ini dia belum merasakan bagaimana di atas becak. Di pintu gerbang di bawah pohon rindang, becak yang ditumpangi Wayan berhenti dan Wayan turun. Wayan mengajak kedua tamunya mendaki sedikit untuk mencapai rumah yang luas, terdiri dari beberapa bangunan. Pada sebuah bangunan, di depan taman yang asri dan ada sebuah bangunan tempat pemujaan, Wayan meminta kedua tamunya untuk istirahat. Wayan sendiri berjalan menuju ke bangunan lain yang bangunannya lebih besar. Nyonya Wong kian berdebar dipegangnya tangan Nyonya Ong.

“Kau ni kena apa, seperti orang ketakutan, bukankah kau katakan kalau kita akan bertemu dengan seorang pelukis besar,” tanya Nyonya Ong heran melihat temannya yang gelisah.

“Benar, tetapi aku merasakan hal yang aneh, dan aku tidak tahu kenapa hal tersebut terjadi pada diriku. Aku sendiri tidak tahu kenapa itu terjadi pada diriku.”

“Kau terlalu mengaguminya, sehingga perasaanmu berkecamuk. Tetapi kalau kau mengangkat wajahmu dan melihat ke depan, orang yang kita tunggu telah keluar dan rumahnya, bahkan kelihatan dia dan Wayan menuju ke arah kita.”

“Benar, benar itulah orangnya. Tidak  sedikitpun berubah dari foto-foto yang pernah aku lihat di majalah.”

“Apakah perlu kita menghampiri mereka ?” Tanya Nyonya Ong.

“Biarlah kita menunggunya di sini. Aku yakin, Wayan akan memperkenalkannya pada kita. Lagi pula, aku harus menenangkan pikiranku dulu.”

“Selamat pagi, saya mendapat kehormatan ini ada tamu dari Singapura,” sapa Antonio Blanco.

”Selamat pagi, maaf kami telah mengusik kerja Anda. Saya Nyonya Wong, dan ini teman saya, Nyonya Ong,” kata Nyonya Wong sedikit menunduk dan mengulurkan tangannya.

“Wayan ini teman lama saya. Dia banyak sekali memperkenalkan tamu-tamunya pada saya. Tanpa dedikasi orang-orang seperti Wayan ini, kenalan dan langganan saya barangkali terbatas. Sebagai pelukis, kami terkurung di studio tanpa komunitas yang luas. Tetapi dengan teman saya ini, hubungan itu demikian luasnya, dan inilah bukti terbaru, di mana saya dapat berkenalan dengan anda-anda,” kata Antonio menepuk-nepuk bahu Wayan yang berada di sisinya

“Akh, Tuan bisa saja. Tamu-tamu yang datang ke sini, tanpa saya antar pun mereka datang sendiri. Bahkan jauh sebelum mereka ke Bali, mereka telah merencanakan bertemu dengan Tuan. Menurut mereka, ke Bali tanpa ke Ubud, dan ke Ubud tanpa mengunjungi istana tuan ini dan bertemu dengan tuan, belumlah lengkap. Bukankah begitu Nyonya Wong ?” balas Wayan, sekaligus meminta tanggapan Nyonya Wong.

“Betul, betul sekali apa yang dikatakan Wayan, Tuan,” ujar Nyonya Wong tersipu.

“Kalian terlalu menyanjungku. Bagiku, Ubud adalah tanah air terakhir. Kalau suatu saat aku meninggal, aku ingin meninggal di sini dan mengikuti tata cara dan adat istiadat di sini. Aku terlalu mencintai tempat ini, bersama isteri dan anak-anakku. Melukis bagiku adalah bakti, penyerahan diri secara total. Khusus isteriku, dialah inspirasiku.”

“Saya bangga bisa berkenalan dengan Anda. Bahkan, kalau Anda tidak keberatan, pada salah satu lukisan yang akan saya bawa pulang nanti, kiranya Tuan tidak keberatan menuliskan nama puteri saya Liu Ching Shia. Seolah ditujukan dari Anda untuknya. Itulah pesan puteri saya, ketika saya katakan saya akan bertemu dengan Anda.”

“Dengan senang hati, saya akan penuhi permintaan puteri Anda,” jawab Antonio ramah dan selalu tersenyum.

“Saya juga ingin Tuan, karena puteri saya adalah teman akrabnya puteri teman saya ini,” pinta Nyonya Ong.

“Boleh, boleh. Sekarang, kalau kita di beranda ini saja, kapan mau melihat-lihat lukisan ? Mari saya antar,” ajak Antonio Blanco pada kedua tamunya.

Antonio dengan sabar menjelaskan satu persatu lukisan yang ada di galerinya yang luas. Nyonya Wong dan Nyonya Ong bingung memilihnya. Pada satu lukisan yang berukuran 60 x 70 cm , dengan profil wanita Bali, Nyonya Wong sangat tertarik. Lukisan itu sepertinya memberi senyum kesejukan pada dirinya. Ada getaran magnit yang menariknya untuk memegang dan mengangkat lukisan tersebut. Nyonya Wong berminat membeli untuk puterinya Lulu. Sembari membawa lukisan tersebut, Nyonya Wong mendekati Antonio.

“Saya memilih ini untuk puteri saya,” kata Nyonya Wong menyerahkannya pada Antonio.

“Terima kasih, Anda telah memilih lukisan teman hidup saya,” desah Antonio.

“Oh ya ? Berarti ini adalah wajah… biar, biar saya menebaknya. Nyi Ronji, bukankah itu namanya ?”

“Benar, benar sekali Nyonya. Inilah Nyi Ronji dua puluh lima tahun yang lalu, dan saat ini juga saya akan cantumkan nama puteri Nyonya, oh ya, siapa tadi namanya ?”

“Liu Ching Shia.”

“Hm, Liu Ching Shia.”

Betapa Bangganya Nyonya Wong dapat memiliki lukisan yang paling berarti bagi pelukis sekaliber Antonio Blanco. Dia percaya, Lulu akan bangga memiliki lukisan tersebut, terutama ada torehan tangan pelukisnya, yang ditujukan untuk dirinya. Nyonya Ong juga memilih profil-profil wanita Bali dan dia pun meminta Antonio menuliskan nama untuk puterinya, Ang Mei. Setelah membeli beberapa lukisan, Antonio mengajak tamunya berkeliling di sekitar kediamannya. Seorang wanita tua datang dengan membawa minuman serta buah-buahan. Ketika matahari kian meninggi, Nyonya Wong meminta Wayan untuk mengabadikan pertemuan tersebut. Bahkan Nyonya Wong dan Nyonya Ong tidak sungkan-sungkan berpelukan dalam pose-posenya. Mereka tidak peduli apakah suami-suami mereka akan cemburu atau tidak, tetapi pertemuan yang sangat berkesan tersebut perlu untuk menjadi kenangan manis sepanjang masa. Mudah-mudahan hasil jepretan Wayan hasilnya baik. Dengan berat hati, mereka akhirnya pamitan dengan Antonio Blanco.

Dengan mencarter mobil yang ada di hotel Panorama, mereka pun bergegas menuju ke Sanur. Sepanjang jalan, selalu saja ada galeri-galeri. Terlihat sesekali rombongan orang-orang asing, apakah dari daratan Eropa atau Amerika, mengendarai sepeda dan ada juga yang naik motor. Dalam perjalanan menuju Sanur, Nyonya Wong masih terbayang apa yang barusan dialaminya bersama Antonio Blanco. Suatu pertemuan yang tidak disangka-sangka yang tidak akan pernah terlupakan. Wayan seakan memberikannya hadiah yang akan dikenangnya sepanjang masa. Kalaupun sore ini dia akan meninggalkan Pulau Bali, tidaklah mengecewakannya. Di Bali sendiri, pelukis asing yang telah menetap atau sekedar melukis tidaklah sedikit jumlahnya. Bali memberikan banyak inspirasi bagi para pelukis untuk menorehkan karya-karya mereka di kanvas. Dari sini kemudian menebar ke seluruh penjuru dunia. Membeli lukisan langsung dari Bali, suatu kebanggaan tersendiri bagi Nyonya Wong.

“Hei, kau ini memikirkan Antonio atau memikirkan puterimu ?” Nyonya Ong mengagetkan Nyonya Wong yang termenung menyandarkan kepalanya pada kaca jendela.

“Ni orang tahu saja kalau aku sedang melamun. Tetapi, bukankah melamun hak semua orang ?”

“Benar, tetapi apa yang kau lamunkan, apakah Kau masih berat meninggalkan Bali ?”

“Bukan, bukan itu masalahnya. Bertemu dengan Antonio saja bagiku suatu hadiah yang tak terhingga. Di samping lukisan karya pelukis-pelukis Bali.”

“Oh, Ibu membeli juga lukisan-lukisan saudaraku ?” Tanya Wayan pada Nyonya Wong yang tidak disangkanya membeli juga lukisan-lukisan saudaranya.

“Saudaramu juga pelukis, Wayan ?” potong Nyonya Ong tiba-tiba.

“Benar begitu Wayan ? Kenapa tidak kau kenalkan dengan kami ?” desak Nyonya Wong.

“Ada beberapa orang saudaraku memang pelukis, tetapi belum terkenal. Tetapi apa yang saya katakan saudara itu sebenarnya semua orang Bali adalah saudara-saudaraku.”

“Apa semua orang Bali dilahirkan menjadi pelukis ? Atau jangan-jangan kau malah bisa juga melukis Wayan.” tanya Nyonya Wong.

“Di Bali, kesenian bukanlah urusan dari beberapa gelintir orang saja, melainkan menjadi milik setiap orang. Anak-anak di Bali sejak kecil sudah tergantung pada kondisi kebudayaannya, mempelajari lambang-lambang kebudayaannya.”

“Bagaimana dengan kehadiran orang-orang asing yang juga membaur, apakah tidak merusak ide-ide mereka dalam menghasilkan karya-karya mereka ?”

“Kalaupun terpengaruh dengan gaya modern, tidaklah banyak. Ada hal-hal yang bersifat magis yang tidak dimiliki orang luar Bali yang justru menjadi ciri khas Bali. Di situlah sebenarnya keistimewaan para seniman di Bali ini. Terlepas itu, seni pahat, ukir, perhiasan kuil, atau hiasan dinding, atau seni lukis, itu berjalan begitu saja.”

“Sungguh luar biasa. Pada saat mendaratkan kaki pertama kali di Bali, begitu turun dari pesawat, kami disuguhkan tarian yang demikian menakjubkan. Pada saat itu, saya begitu takjub walaupun saya sendiri bukan pengamat tari, tetapi mengesankan sekali.”

“Kesan-kesan itulah yang coba kami berikan pada setiap orang yang mengunjungi Bali. Sehingga pada gilirannya nanti, orang-orang yang telah mengunjungi Bali akan menjadi iklan promosi bagi yang lainnya, yang belum mengunjungi Bali.”

“Kalau begitu, kamu harus membayar pada kami, karena kami akan promosikan pada teman atau saudara-saudara kami di Singapura nanti atau malah saudara kami dari daratan Tiongkok,” canda Nyonya Wong.

“Benar, benar itu Wayan, kamu harus membayar kami,” tambah Nyonya Ong.

“Kalau harus saya, saya bayar pakai apa ya ? Bagaimana kalau dengan salak, kebetulan itu banyak salak,” kata Wayan menunjuk ke pedagang salak di pinggir jalan.

“Ha…ha…ha, memangnya kami mau dagang salak di Singapura. Apa kata suami-suami kami nantinya kalau tiba-tiba kami menjadi pedagang salak. Huh ! kau ini ada-ada saja Wayan.”

“Yah, hanya itu yang bisa aku berikan sebagai hadiah atau bonus, karena ibu-ibu telah menjadi juru kampanye pariwisata Bali.”

Perjalanan panjang tiada terasa di tengah senda gurau. Begitu kendaraan memasuki halaman Bali Beach, betapa kagetnya Nyonya Wong dan Nyonya Ong. Detik-detik meninggalkan Bali kian terasa. Ada perasaan yang hilang mereka rasakan. Mereka bergegas masuk kamar untuk membereskan barang-barang bawaan mereka. Wayan juga tidak kalah sibuknya. Dia gelisah, karena Bonar belum juga sampai di hotel. Menurut petugas hotel, Bonar belum juga tiba. Wayan gelisah. Jangan sampai kelancaran tugasnya selama ini yang cukup baik, menjadi berantakan hanya karena open tiket Garuda untuk kedua tamunya belum selesai. Di kamar, Nyonya Wong dan Nyonya Ong sedang berunding, berapa isi angpau atau amplop yang mereka berikan pada Wayan dan Bonar. Tidak ada kenang-kenangan yang akan mereka berikan, kecuali angpau. Cara memberikannya pun sudah mereka atur, mana angpau untuk Wayan, dan mana angpau untuk Bonar. Kalaupun ada perbedaan soal isinya, mereka yakin Bonar memakluminya. Isi angpaunya juga berbaur, antara dollar Amerika, Singapura dan rupiah yang belum sempat mereka gunakan. Menurut mereka, dengan aneka ragam itu, justru keunikannya.

Betapa leganya perasaan Wayan begitu Bonar tiba-tiba ada di hadapannya. Wayan langsung menghubungi Nyonya Wong. Setelah menerima telepon dari Wayan, Nyonya Wong segera menghubungi puterinya Lulu. Sebelum meninggalkan Bali, Nyonya Wong meminta Bonar untuk mengabadikan mereka dengan karyawan dan staf Hotel Bali Beach. Begitu pula dengan Wayan. Bahkan Nyonya Wong dan Nyonya Ong saling bergantian untuk berfoto bersama Wayan dan Bonar.

Sebelum menyerahkan boarding pass pada petugas Bandara Ngurah Rai, Nyonya Wong dan Nyonya Ong berpamitan pada Wayan dan Bonar.

“Jangan lupa, kapan saja kalian ingin main ke Singapura, hubungi ibu, atau kalau ada keperluan sesuatu, jangan ragu-ragu, ya ! Ini alamat ibu,” ujar Nyonya Wong memberikan angpau pada Wayan dan Bonar, yang di depannya telah tertera alamat rumahnya.

“Lho, ini apa Bu ?” Tanya Wayan begitu menerima amplop.

“Ya, itu alamat ibu. Oke lah, sekali lagi kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga,” ucap Nyonya Wong.

“Benar, jangan lupa kalau mau main ke Singapura, hubungi kami,” tambah Nyonya Ong mengulurkan tangan pada Wayan dan Bonar.

Memasuki bandara Changi Singapura, seakan berputar 360 derajat dengan suasana di Bali. Tidak ada lagi kesantaian, keramahan satu dan lainnya. Semuanya berjalan sangat cepat. Orang-orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Kapasitas pendaratan pesawat yang sangat luas dari berbagai penjuru dunia, menambah kesibukan hilir mudik manusia dan kereta-kereta barang. Pada gate kedatangan Garuda, Lulu, Ang Mei, dan Hidayat telah menunggu sekitar l0 menit. Pesawat Garuda Indonesia mendarat tepat waktu. Lulu dan Ang Mei sangat bahagia karena orang tua mereka dalam keadaan sehat-­sehat saja. Tidak lama mereka berpisah, tetapi perpisahan yang sangat singkat itu membuat mereka seakan terpisah lama. Kerinduan yang demikian mendalam sangat mereka rasakan.

Hidayat sangat terharu melihat pemandangan itu. Belum pernah dia merasakan pelukan mesra seperti apa yang dilihatnya. Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun pun dia pisah dengan papa atau mamanya, ketika bertemu tidak ada pelukan mesra. Tanpa disadari, Hidayat menitikkan air matanya. Betapa rindunya dia dengan pemandangan yang terjadi di depan matanya. Mungkinkah dia mengalami seperti apa yang terjadi di depannya saat ini ? Ketika barang-barang telah terkumpul semua, Hidayat menyarankan agar seluruh barang ditempatkan di mobilnya….Bersambung…..

Back to top button
wahanabola wahanabola login wahanabola daftar agen sbobet pusat sbobet
wahanabola wahanabola login wahanabola daftar jadwal live score prediksi bola
arenahoki arenahoki88 slot bca slot gacor gampang menang
MAKASAR KOTA MAKASAR profil_pafi registrasi struktur_organisasi
meja777 meja 777 meja777 login meja777 daftar rtp meja777
sinden4d sinden4d daftar login sinden4d rtp sinden4d
slot gacor kirim4d daftar kirim4d slot dana
lipo777 lipo777 slot slot login lipo777 daftar lipo777
slot gacor kirim4d daftar kirim4d slot dana
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d slot gacort slot gacor gampang maxwin
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d slot gacort slot gacor gampang maxwin
sinden4d
pinobola
meja777 meja 777 meja777 login meja777 slot meja777 rtp
kirim4d daftar kirim4d rtp kirim4d slot kirim4d agen kirim4d
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d link sinden4d slot sinden4d
mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola
lilin138 lilin138 daftar scetter hitam slot scetter hitam sinden4d slot dana 5000 slot dana
kapaljudi kapal judi login kapaljudi daftar kapaljudi kapaljudi login kapaljudi daftar
mariobola mario bola login mariobola daftar mariobola mariobola login mariobola daftar
wisnu77 slot scetter hitam toto slot88 sinden4d slotgacor
kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar
KAPALJUDI KAPALJUDI Login KAPALJUDI Alternatif Resmi KAPALJUDI Login KAPALJUDI