Cerita Bersambung Kutunggu Kau Di Taman Merlion Singapura-(31)

Halaman 151-155

Belum selesai penyiar membacakan berita tentang papanya. Hidayat langsung ke luar kamar. Diperintahnya seseorang untuk membeli beberapa surat kabar. Dia ingin mengetahui lebih jauh soal papanya. Hidayat menemui mamanya yang sedang di dalam kamar.

“Sudahlah Ma, Hidayat sudah tahu semuanya, tidak perlu disembunyikan lagi. Berita tentang kematian Papa, tidak hanya ada di surat-surat kabar, dan baru saja saya melihat di TV. Dan tidak menutup kemungkinan majalah-majalah berita mingguan juga akan memuat dan mengulasnya. Tetapi yang lebih parah lagi Ma, apabila surat kabar terbitan Singapura mengutip dari kantor berita. Akh, sudahlah….”

“Mama harus berbuat apa ? Tidak mungkin mama melarang apalagi membungkam pers, tidak mungkin kan? Beberapa surat kabar mengulas berimbang, bahkan lebih menonjolkan penyebab kematian papamu adalah jantung. Ketika hal itu ditanyakan pada mama, ya mama membenarkan kalau papamu memang ada gejala jantung.”

“Tetapi itu kan baru gejala ma, apa tidak menutup kemungkinan bahwa kematian papa ada kaitannya dengan perbuatan kriminal. Pembunuhan barangkali.”

“Tidak, tidak Hidayat. Papamu telah diperiksa dengan teliti oleh tim dokter. Mereka berkesimpulan terjadinya kerusakan endotel, disusul terjadinya infiltrasi lipid yang berlebihan. Itu saja yang mama ingat.”

“Tetapi wanita itu di mana sekarang Ma ? Apakah dia bisa dilepaskan begitu saja ?”

“Seseorang telah menjaminnya, sehingga mama tidak tahu sekarang dia ada di mana.”

“Bukankah Berita Acara Pemeriksaannya masih ada di Polres ?”

“Tentu, tentu ada. Tetapi, bukankah itu artinya kita akan memperlebar permasalahan aib keluarga kita sendiri ? Tolong juga pikirkan hal itu, Dayat. Kita tidak perlu emosi menghadapi kasus seperti ini.”

“Ya, kita lihat saja nanti, Ma. Sebentar Ma, saya akan membaca beberapa surat kabar yang memuat berita tentang papa. Siapa tahu ada hal-hal yang perlu untuk kita tindak-lanjuti atau klarifikasi,” ujar Hidayat meninggalkan mamanya.

Betapa beragamnya judul-judul yang termuat dalam surat kabar harian tersebut. Semuanya ditempatkan di halaman pertama. Ada yang tetap menjaga privasi dengan menulis akronim dan sebutan diduga. Ada yang mewawancarai pihak dokter ahli jantung, ada pakar hukum dan ada pula psikolog. Wanita yang menemani papa saat-saat terakhir juga masih sangat muda. Tidak begitu jauh usianya dengan Hidayat. Disebutkan IS berusia 27 tahun, wanita cantik asal Kota Kembang Bandung. Tidak satu pun pers yang berhasil mewawancarai wanita muda itu. Termasuk wartawan yang sering meliput di lingkungan kepolisian. Sepertinya, wanita itu bukan wanita sembarangan, dan bukan dari kalangan masyarakat biasa, terpelajar, dan mempunyai hubungan baik dengan beberapa pengacara. Kalau tidak, mana mungkin wanita itu tiba-tiba menghilang. Atau jangan-jangan, malah sekarang dia berada di Singapura, Bali, atau malah di New Zealand. Tetapi bisa juga berada di salah satu perumahan mewah di sekitar Jakarta ini. Peristiwa yang menyedihkan sekaligus mencoreng nama keluarga ini, tidak saja memukul perasaan Hidayat. Tetapi juga adik-adik dan mamanya. Kegalauan, kebimbangan dan kekisruhan Hidayat kian bertambah, ketika adik-adiknya tidak berani lagi keluar rumah apalagi sekolah. Mereka lebih baik pindah, dari pada harus ke sekolah. Hidayat tidak berhasil membujuk adik-adiknya untuk tetap sekolah. Mama yang selama ini tidak pernah betah di rumah, terus mengurung diri. Rencananya setelah selesai pengajian selama tiga hari, mamanya akan segera mengembalikan rumah dinas, dan kendaraan dinas yang ada. Mereka akan menempati rumah mereka yang selama ini dijaga keluarga mereka di pinggiran kota Bogor. Pada waktu-waktu tertentu saja mereka selama ini tinggal di sana. Itupun biasanya tidak lengkap. Sebagai anak yang dimanja, dan sekolah di Singapura, ada kebanggaan, sekaligus keangkuhan pada diri Hidayat, sehingga baik keluarga dari pihak mama ataupun papanya kurang simpati pada Hidayat. Sehingga tidak ada yang berani mendekatinya, kecuali teman-temannya yang selama ini suka berhura-hura. Di komplek perumahan dinas sendiri, Hidayat tidak ada temannya. Keluarga Hidayat termasuk keluarga yang memiliki harta yang berlebihan dibandingkan dengan tetangga-tetangganya. Selain papanya jarang pulang, mamanya juga memiliki kegiatan di luaran yang tidak kalah sibuknya. Hidayat kembali terperosok ke lingkungan teman-teman lamanya menikmati barang-barang haram. Baginya, itulah jalan  keluar yang paling cepat dapat mengatasi kepedihannya. Saat tersadar, ingin rasanya dia menyelidiki wanita muda yang bersama papanya. Tetapi pada sisi lain, berubah lagi pikirannya. Jalan keluar rumah saja Hidayat tidak berani.

Kalau pun harus keluar rumah, jendela mobil ditutupnya rapat-rapat. Hidayat tidak berani memandang wajah-wajah yang ada di lingkungannya komplek perumahan. Seakan-akan orang akan mencibirnya. Apalagi ada majalah yang mengulas kematian papanya demikian mendalam. Dari mulai faktor-faktor penyebab kematian orang tuanya, sampai perjalanan kisah-kasih hubungannya dengan IS, yang juga puteri seorang mantan pejabat tinggi. Dugaan-dugaan korupsi di departemen, juga diungkapkan dengan data-data yang akurat. Di antara nama-nama yang ada, terdapat juga nama orang tua Hidayat. Di akhir berita disebutkan, pihak kepolisian sedang dalam pengusutan kasus-kasus tersebut. Kematian orang tuanya saja yang dikaitkan dengan wanita muda, sudah sangat menyakitkan. Apalagi dengan berita korupsi. Kalau berita itu benar, bukankah itu artinya, orang tuaku seorang koruptor ? Hidayat tidak dapat membayangkan bagaimana kelak dirinya di tempat kediamannya dan fasilitas dari kedutaan di Singapura, setelah orang tuanya meninggal dunia. Hidayat yakin, orang-orang di sana telah mengetahui bahwa telah mengetahui bagaimana seluk-beluk peristiwa yang menimpa orang tuanya. Seandainya Lulu menemui mereka, apakah mungkin mereka dapat menyembunyikannya ? kalau pun bisa, bagaimana dengan ulasan berita ? Hidayat tidak sanggup menghadapi gejolak semua itu. Kalaupun Lulu memakluminya, bagaimana dengan teman-teman dan dosen-dosen di kampus ? Bagaimana dengan orang tua Lulu ? Terutama papanya Lulu, yang tentunya akan memanfaatkan berita tersebut sebagai senjata pamungkas. Setelah kejadian ini, mungkinkah biaya kuliah dapat teratasi ? Selama ini Hidayat tidak pernah menghitung berapa besar biaya yang harus dikeluarkan orang tuanya untuk biaya kuliah dan sehari-harinya di Singapura. Sedikit saja mobilnya rusak, kartu kreditnya yang terkuras. Hidayat hampir tidak percaya, membaca data-data yang ada di dalam majalah yang barusan dibacanya. Terbayang, betapa besar income papanya selama ini. Tetapi bukankah yang mengisi kartu kreditnya selama ini adalah mamanya ?

”Penat, penat rasanya pikiran ini akh, bagaimana nanti saja lah !” Kian dicobanya menenangkan dirinya, kian berkecamuk.

Tidak ada jalan pintas yang baik baginya kecuali narkotika. Sebelum kuliah di Singapura pun, Hidayat telah menggunakan jenis-jenis ganja atau cannabis. Beralih dia mencoba luminal, morfin, rophynol, nipam, dan jenis-jenis ecstasy. Saat ini di Jakarta sedang dilanda jenis putaw, shabu-shabu, dan kokain. Masalah harga atau barang-barang tersebut, tidak ada masalah bagi Hidayat. Terutama lingkungan yang dulu ditinggalkannya masih terus berjalan. Bahkan banyak teman-teman barunya, yang ternyata masih muda-muda. Dengan kelompok barunya Hidayat tidak sempat lagi memikirkan petaan hidupnya. Gejala ketergantungannya kian intensif. Yang semula bertujuan untuk menekan kemarahan, kecemasan, malu, rasa bersalah, dan kesepian ternyata tidak berhasil. Malah meningkat dari tahap intumental, meningkat menjadi pembiasaan atau habitual stage. Perpindahan keluarganya ke pinggiran kota Bogor, dengan lingkungan baru, sebagaimana yang direncanakan mamanya, ternyata juga kurang ampuh. Dengan sisa-sisa uangnya yang ada di kartu kredit, membuat Hidayat dapat bertahan di tengah teman-temannya di Jakarta. Untuk itu, Hidayat memutuskan untuk tidak kembali lagi ke Singapura.

“Ma, barang-barang saya yang di Singapura, minta dipaketkan saja ke sini lah. Mobil pun, suruh dijual saja, dan itu semua ada di Pratowo, Mama tahu kan ?”

“Kau serius tidak mau kembali lagi ke Singapura ? Bukankah kau masih bisa meneruskan kuliahmu di sana. Mama kira teman-temanmu di sana lebih terbuka menerimamu.”

“Sudahlah Ma, selama ini orang mau menolong kita dan memberi fasilitas kan karena masih ada papa. Kalau sekarang manalah mungkin, Ma !”

“Tetapi kalau kau mau, Mama akan usahakan. Asal kau tidak kembali lagi ke tengah teman-temanmu di sini. Mama takut, kau lebih jauh lagi terperosoknya.”

“Kalau saya boleh tahu, dulu waktu mengisi kartu kredit dan ATM saya, uangnya hasil usaha Mama atau dari Papa ?”

“Kenapa hal itu kau tanyakan, Dayat ?”

“Itu Ma, saya ngeri membaca majalah di mana diantaranya, diindikasikan Papa terlibat. Kalau sampai hal itu benar-benar diusut tuntas dan kita diminta mengembalikan uang negara, dari mana lagi uang untuk menutup semua itu, Ma ?”

“Mama mengakui, bahwa uang yang mama masukan ke rekeningmu itu semuanya dari papamu. Usaha mama belum bisa menghasilkan uang sebesar itu. Kalau soal kasus papamu, kau tidak perlu takut. Mama tahu harus berhubungan dengan siapa untuk mengatasi itu semua.”

“Tetapi kalau terus-menerus diangkat ke media massa, akan tetap membahayakan posisi kita, Ma. Aduh, sudahlah Ma, saya pinjam mobil dulu, mau menemui teman, ada janji.”

“Ingat Dayat, hentikan semua obat-obat yang kau konsumsi itu. Tolong Mama, Dayat !”

“Iya Ma. Itu Ma, tolong hubungi Pratowo segera, dan suruh dia menjual mobil.”

“Tetapi, uangnya mama yang pegang, ya ?”

“Atur sajalah, Ma,” jawab Hidayat langsung meninggalkan mamanya.

Hidayat berkumpul dan bersenang-senang kembali dengan teman-temannya. Dari tujuh temannya ada tiga orang wanita. Salah seorang bernama Dewi, yang sangat mencintai Hidayat. Semua teman-temannya bukan anak sembarangan. Selain anak-anak pejabat, juga ada anak pengusaha besar. Dewi sendiri, ternyata puteri seorang pejabat tinggi yang cukup populer. Saat-saat fly ataupun high, tidak terbetik sedikitpun pikirannya teringat dengan Liu Ching Shia atau Lulu.

Berbeda dengan Lulu, yang sangat gusar setelah kepergian Hidayat yang secara tiba-tiba. Ketika pagi pertama Hidayat tidak datang, Lulu mencoba menghubungi tempat tinggalnya. Betapa terkejutnya Lulu, ketika dikatakan bahwasanya Hidayat telah kembali ke Jakarta. Untuk lebih jauh, Lulu diminta untuk mendatangi kantor kedutaan. Yang disesalkan Lulu, Hidayat tidak pernah menghubunginya. Lulu akhirnya menemui papanya.

“Sekarang Papa sudah senang. Hidayat sudah pulang ke Jakarta. Ini semua gara-gara Papa, kan ?”

“Dia pulang ke Jakarta, kenapa Papa yang kau salahkan ? Apa kau lihat, papa mengusirnya ? Dia pulang ke Jakarta, tidak ada hubungannya dengan papa.”

“Tidak ada hubungannya bagaimana. Papa ingat nggak, sore itu Papa kan marah-marah, dan malamnya dia langsung pulang ke Jakarta, tanpa permisi lagi. Atau jangan-jangan, Papa menyuruh seseorang untuk mengancamnya, kemudian mengusirnya pulang ke Jakarta.

“Haiya, kamu kira Papa ini tidak waras, hah ? Papa tidak mungkin melakukan itu. Apa kamu kira Papa ini anggota Triad atau mafia ?”

“He, he, ada apa ini, kok ribut-ribut. Itu Lu, kamu sudah yakin, kalau Hidayat itu sekarang ada di Jakarta ?”

“Yakin Ma. Lulu sudah menelepon ke tempat tinggalnya yang di Tanglin Road.”

“Tetapi mungkinkah dia kembali lagi, dia kan belum selesai kuliahnya. Dia sendiri kan tahu telepon kita, kenapa dia tidak menghubungi kita ?”

“Tidak tahu lah Ma. Lulu sendiri pusing lah memikirkannya. Lulu mau menghubungi Ang Mei dulu. Lulu akan mengajaknya ke Wisma Atria, ke tempat tinggalnya. Mau mengecek informasi lebih jauh lah,” kata Lulu langsung menuju meja telepon.

Setelah menghubungi Ang Mei, Lulu langsung pamitan dengan kedua orang tuanya. Begitu Lulu pergi, Wong Cheng Hwa kembali menceritakan pada isterinya soal perdebatannya tentang Hidayat yang tiba-tiba menghilang dari Singapura.

“Aku tidak tahu menahu soal ini, tetapi aku menjadi tersangka, seakan-akan aku mengusir si Hidayat itu. Ada di sini, tidak ada di sini, tetap saja dia menjadi bahan keributan di rumah ini. Benarlah apa yang dikatakan tuan Guru.”

“Harusnya kau maklum, puteri kita sedang dalam kesedihan dan panik. Janganlah kau ambil hati, apalagi kau layani. Cobalah mengalah sedikit.”

“Mengalah bagaimana, kau tidak dengar, tadi dia menuduhku yang macam-macam. Bahkan dikatakannya, aku yang mengusir ! Bukankah tuduhan yang tidak berdasar ?”

“Sudahlah, kita sarapan saja dulu. Nanti kalau dia dan Ang Mei datang ke Wisma Atria kita tanyakan lebih jauh soal Hidayat.”

“Eh, dengan tidak adanya Hidayat, berarti aku sudah dapat melakukan permainanku lagi, kan ? Aku juga akan mengontak Kuo Wei, agar dia dapat menemaniku.”

“Bukankah kita sudah janji untuk tidak melibatkan Kuo Wei di meja-meja judi lagi ? Ingat Wong, kalaupun Hidayat tidak ada, perjanjian untuk permainan terakhir, tetap berlaku.”

“Sebenarnya, kalau saat itu Hidayat kembali, aku mulai berfikir untuk memaafkannya. Pada saat kalian pergi, Chung Pha datang. Dia banyak memberiku pandangan tentang hubungan antar negara dan bangsa dunia.”

“Bangsa dunia ? Apa maksud kata-kata itu ?”

“Menurutnya, kita ini punya negara, tetapi tidak punya bangsa. Kita umpamanya, masih menganggap sebagai bangsa Cina, sejak dari bahasa, adat istiadat, dan segala sesuatunya, masih bernuansa Cina. Padahal kita ini bangsa Singapura.”

“Terus, tadi bangsa dunia tadi, bagaimana ?”

“Aku tidak ingat istilahnya apa, tetapi yang jelas, pada saat ini katanya kita semua ini adalah bangsa dunia. Itu saja yang aku ingat.”

“Bagaimana dengan etnis-etnis lainnya di Singapura ini.”

“Sama saja. Etnis Melayu, India, Arab, ataupun etnis apapun yang menjadi warga negara Singapura, tetap saja  bangsa mereka adalah leluhur mereka. Sehingga negara kita adalah Singapura, tetapi bangsa kita adalah leluhur kita.”

“Apakah dengan pendapat seperti ini kita tidak ditangkap ?”

“Ditangkap bagaimana maksudmu. Yang mengatakannya kan anak kita yang berpendidikan tinggi. Mungkinkah dia membohongi kita atau menjerumuskan kita ?”

“Aku kira kita sudah memasuki dunia politik, ini sudah terlalu jauh. Lupakan sajalah hal itu biarkan hanya Chung Pha yang dapat berbicara itu di rumah ini. Kita urus saja urusan kita.”

“Urusan yang mana ? Tanpa aku minta Hidayat untuk datang ke sini lagi, dia telah pergi dengan sendirinya. Bagaimana aku tidak percaya apa yang dikatakan Guru ? Cheng, pada diri Hidayat itu ada tirai hitam ada kekelaman di sana.”

“Sudahlah Wong, kau mulai dengan hal-hal yang begituan lagi. Jangan-jangan, itu hanya alasanmu saja. Padahal yang sebenarnya, kau takut puterimu dibawa jauh oleh orang asing, kan ?”

“Apa pun pendapatmu Cheng, yang pasti, beri aku sedikit modal. Ada teman di daerah Queen Street yang mengundangku. Tidak enak kalau tidak datang,” bujuk Wong Chung Hwa pada isterinya.

“Tidak besar-besaran, kan ?”

“Oh tidak, tidak. Main kecil-kecilan sambil minumlah. Dia banyak juga mengundang orang lain, jadi aku kira permainan mahyong, hanya sekedar hiburan.”

“Sebentar kalau begitu,” ujar Nyonya Wong berdiri dan naik ke kamarnya.

“Oke, aku pergi dulu ya,” kata Wong setelah menerima uang dari isterinya.

“Kau jalan kaki kan ke sananya ?”

“Ya jalan kaki lah. Hitung-hitung olah raga, dan………………..”

“Dan cuci mata ! atau kau malah masuk kamar, atau jangan-jangan mainnya di rumah bordir !”

“Kamu itu bisa saja, Cheng. Kalau didengar temanku kau bicara seperti itu, bisa-bisa kau dituntut ke pengadilan.”

“Rumahnya di Queen Street, kan ?”

“Iya di Queen Street. Memangnya kenapa kalau di Queen Street ?”**Bersambung….

Back to top button
kirim4d kirim4d login kirim4d daftar rtp kirim4d kirim 4d
sulap777 sulap777 login sulap777 daftar rtp sulap777 sulap 777
wahanabola wahanabola login wahanabola daftar agen sbobet pusat sbobet
wahanabola wahanabola login wahanabola daftar jadwal live score prediksi bola
arenahoki arenahoki88 slot bca slot gacor gampang menang
MAKASAR KOTA MAKASAR profil_pafi registrasi struktur_organisasi
meja777 meja 777 meja777 login meja777 daftar rtp meja777
sinden4d sinden4d daftar login sinden4d rtp sinden4d
slot gacor kirim4d daftar kirim4d slot dana
lipo777 lipo777 slot slot login lipo777 daftar lipo777
slot gacor kirim4d daftar kirim4d slot dana
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d slot gacort slot gacor gampang maxwin
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d slot gacort slot gacor gampang maxwin
sinden4d
pinobola
meja777 meja 777 meja777 login meja777 slot meja777 rtp
kirim4d daftar kirim4d rtp kirim4d slot kirim4d agen kirim4d
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d link sinden4d slot sinden4d
mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola
lilin138 lilin138 daftar scetter hitam slot scetter hitam sinden4d slot dana 5000 slot dana
kapaljudi kapal judi login kapaljudi daftar kapaljudi kapaljudi login kapaljudi daftar
mariobola mario bola login mariobola daftar mariobola mariobola login mariobola daftar
wisnu77 slot scetter hitam toto slot88 sinden4d slotgacor
kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar
KAPALJUDI KAPALJUDI Login KAPALJUDI Alternatif Resmi KAPALJUDI Login KAPALJUDI