Cerita Bersambung Kutunggu Kau Di Taman Merlion Singapura-(38)

Halaman 186-190

Kemudian istirahat di Taman Jose Rizal, suatu taman kebanggaan bangsa Filipina, karena di sana terdapat patung seorang tokoh perjuangan, yang mereka hormati, yaitu Dr. Jose Rizal. Paling tidak, Jefri ingin menikmati bagaimana nikmatnya berada di atas jeefney, kendaraan jeep yang dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga menarik perhatian dan ciri khas angkutan umum di Filipina.

Jefri tidak tahu berapa lama dia tidur, dia terkejut ketika namanya berulangkali dipanggil. Dia hafal benar suara yang memanggil-manggil namanya. Jefri tentunya berharap yang memanggil adalah Betty. Tetapi ternyata Jafar.

“Kenapa kau yang memanggilku, Far ? Seharusnya kan Victor ?” Tanya Jefri melihat Jafar masih berdiri di depan pintu kamarnya.

“Kau ini bagaimana, Jef. Apakah kau tidak merasakan bahwa mesin kapal terhenti ? Pantas saja kau nyenyak tidur, karena tidak ada deru mesin dan ombak sudah mereda.”

“Lho, memangnya mesin kapal kita rusak, Far?”

“Bukan rusak, tetapi kapal kita saat ini sedang berlabuh alias lego jangkar.”

“Berarti kita sudah sampai dong, Far ?” Tanya Jefri lagi penasaran.

“Belum, kita belum sampai. Tetapi kita lagi menunggu kedatangan pihak partner kita dari Filipina.”

“Sampai kapan kita berlabuh di sini, Far ?”

“Aku belum tahu Jef, yang aku tahu, aku akan mengajakmu makan siang. Ayo siap-siaplah, teman-teman menunggu di ruang makan. Abang kita sedang berkaroke ria. Aku tidak tahu ternyata dia punya simpanan lagu-lagu The Mercy’s.”

“The Mercy’s, Far ? Akh, yang benar, kau ini Far.”

“Kalau tidak percaya, ayo cepatlah kau ikut aku sekarang. Sudahlah, kau tidak perlu mandi,” desak Jafar tidak sabar untuk mengajak Jefri makan siang.

Ternyata apa yang dikatakan Jafar benar. Udin baru saja selesai melantunkan lagu “Kisah Seorang Pramuria”. Kemudian dilanjutkan lagu berikutnya, “Tiada Lagi”. Dalam membawakan lagu ciptaan Charles Hutagalung tersebut, Udin benar-benar menghayatinya. Cara blocking mike nya juga sangat baik, layaknya seorang penyanyi profesional. Udin tidak menghiraukan teman-teman yang menyaksikannya, dia terus saja melanjutkan lagu yang dibawakannya, sampai lagu tersebut usai. Setelah selesai, Udin mengajak Jefri ke dekatnya.

“Sekarang giliran kau Jef,” kata Udin menyerahkan mike pada Jefri,” Ya, langsung masuk,” perintah Udin. Tidak ada waktu lagi bagi Jefri untuk menolaknya. Musik terus mengalun dan berkumandanglah lagu “Usah Kau Harap”. Pada saat Jefri menghadap ke layar televisi, sebenarnya Kapten Martin telah masuk diam-diam ke ruang makan. Teman-teman Jefri tidak memberikan reaksi, karena Kapten Martin menutup bibirnya dengan jari telunjuknya. Selesai membawakan lagu “Usah Kau Harap” semua teman-temannya memberi tepukan, termasuk Kapten Martin. Jefri kaget karena Kapten Martin sudah ada di ruang makan. Udin menawarkan pada Kapten Martin, kalau-kalau ingin bernyanyi. Tetapi dengan mengangkat kedua tangannya, Kapten Martin menolak dan keluar dari ruang makan. Jefri menuju ke rak mengambil makanan dan duduk satu meja dengan Jafar. Udin mengganti CD, dengan film Hong Kong, kemudian keluar mengikuti Kapten Martin. Udin mengira, kehadiran Kapten Martin ke ruang makan, akan menemuinya.

“Aku cabut dulu, ya. Aku takut Kapten Martin ke sini tadi mau membicarakan sesuatu padaku, tetapi karena kita sedang asyik bernyanyi, dia tidak mau mengganggu” ujar Udin mencoba menduga-duga tentang kehadiran Kapten Martin ke ruang makan.

“Benar juga Din, jangan-jangan orang Filipina yang kita tunggu-tunggu sudah datang,” balas Kusnadi.

“Percaya nggak kalian, apa yang kukatakan tadi. Ternyata memang benar ada yang mau dibicarakan Kapten Martin padaku,” kata Udin begitu masuk kembali ke ruang makan.

“Apa katanya, Bang,” tanya Victor hampir bersamaan dengan Kusnadi.

“Katanya, menjelang malam nanti, kita bongkar muatan.”

“Kita bongkar muatan di tengah Laut Luzon ini ?” Tanya Jafar.

“Habis mau di mana lagi. Di pelabuhan tidak mungkin karena waktu di Hong Kong-nya kita ini kan tidak diperiksa imigrasi Hong Kong. Jadi manalah mungkin kita dapat landing pas atau tanda pendaratan di paspor kita masing-masing,” jelas Udin.

“Itu artinya, kalau kita masuk Filipina, kita menjadi pendatang haram. Wah, gawat juga kalau begitu. Batallah kujunganku ke rumah Kapten Martin.” Jefri mengeluh.

“Wah, Kapten Martin akan mengajakmu ke rumahnya, Jef ?”

“Ya, Kalau dia tidak keberatan, tentunya. Sayangnya, dia belum mengatakannya padaku.”

“Aku kira, dia sudah mengatakannya padamu. Kalau ajakan itu sampai terlaksana, aku malah jadi curiga Jef. Jangan-jangan Kapten Martin ingin, kau dijadikan menantu. Iya nggak teman-teman ?” Ujar Jafar menunjuk ke arah Jefri.

“Wah, pas kali itu. Aku setuju itu, dan aku siaplah jadi wali orang tuanya Jefri. Bagaimana Jef, kau setuju kan ?” Canda Udin lagi.

“Terus gadis yang di Singapura, mau dikemanakan ?” Tanya Jafar.

“Gadis yang di Singapura itu, ya untuk kau lah,”  jawab Udin menunjuk ke arah Jafar.

“Huh, matilah aku. Mana mungkin aku mengkhianati Jefri,” sanggah Jafar.

“Sudah kalau begitu, dua-duanya kita kawinkan saja untuk si Jefri ini. Kalian setuju dengan keputusanku ini ?”

“Setuju ! setuju !” kata teman-teman Jefri serentak, memberikan dukungan pada keputusan Udin.

“Kalian ini, kalau soal jodoh-menjodohkan memang pintar dan main setuju saja. Tetapi kalian tahu nggak, kalau Paman Wei, ternyata punya tiga orang puteri yang belum menikah. Nah siapa di antara kalian yang ingin menjadi menantunya Paman Wei,” kata Jefri mengalihkan pembicaraan ke puteri Paman Wei. Padahal, Jefri sendiri belum pernah menanyakan pada Paman Wei.

“Kau yakin Jef, Paman Wei ada puterinya yang belum menikah ?” Tanya Udin bersemangat.

“Kalau kalian tidak percaya, tanya saja langsung sama Paman Wei,” tantang Jefri.

“Uncle Wei, it’s true you have three daughters?” Tanya Udin dengan bahasa ala kadarnya.

“Ya, ya three daughters, two sons,” jawab Paman Wei.

“Nah, aku bilang juga apa, sekarang kalian bisa ikut dengannya. Hitung-hitung berkenalan lah. Siapa tahu kalian naksir dengan puterinya Paman Wei.” Lanjut Jefri memberi harapan.

“Paman, ke sini dulu, ada yang ingin kami sampaikan,” ujar Udin pada Paman Wei menunjuk kursi kosong di sebelahnya.

“Benar, paman punya puteri tiga orang ?” Tanya Udin serius.

“Benar. Puteri pertama, puteranya ada empat, yang kedua, ada dua dan puteri yang ketiga, ada dua orang puteranya,” ungkap Paman Wei dengan bahasa Inggris yang campur-campur dengan bahasa Mandarin.

“Bah, sialan kau Jef, sudah punya anak semua puterinya. Mau kau jodohkan pula sama kami, akh nggak benar kau ini,” ketus Udin.

“Tapi siapa tahu, semuanya sudah janda jadi tanyalah lagi Paman Wei” bujuk Jefri.

“Iya, Bang, siap tahu di antara mereka ada yang janda. Masih ada harapan kan untuk menjadi menantu Paman Wei?” desak Kusnadi.

“Sudahlah, kita ini semua dikerjai si Jefri. Kita serang dia, nggak tahunya, serangan baliknya lebih dasyat ke kita !” kata Udin langsung berdiri, karena kedengaran ada suara perahu motor yang merapat. Udin berlari ke palka depan, kalau-Kalau ada perintah dari Kapten Martin atau Peter, untuk menurunkan tangga besar dan tangga kecil yang biasa juga disebut tangga monyet. Udin melihat ke anjungan. Terlihat, Peter memberikan isyarat menurunkan tangga, langsung ikut membantu menurunkan tangga.

“Simpulnya kau buka Kus, dan kau Vic, kalau aku katakan tekan, kau tekan tombol itu. Kau dan Jafar, Jef, ulur perlahan tali itu,” perintah Udin menunjuk ke arah stop kontak, dan tali-temali yang berhubungan dengan tangga kapal.

Tidak lama, anak tangga paling bawah menyentuh permukaan air laut. Udin langsung turun untuk menyambut tamu yang datang. Diulurkannya tangannya, kemudian oleh sang tamu disambut dan naik. Ada tiga orang yang langsung naik ke anjungan. Udin kembali berkumpul dengan teman-temannya di atas palka. Mr. Chan turun, memerintahkan pada Udin, untuk naik ke anjungan. Mr. Chan mengeluarkan bendera dari lemari kecil yang berada di ruang kemudi.

“Din, tolong kau kibarkan bendera ini,” pinta Mr. Chan pada Udin.

“Siap, Mr.” Jawab Udin, langsung naik ke terap anjungan dan menaikkan bendera berwarna merah, dengan garis vertikal dan horizontal di tengahnya, berwarna kuning. Melihat bendera berkibar, Jefri langsung menanyakan pada Jafar, apa makna dari bendera itu. Ternyata Jafar belum memahami semua kode bendera, khususnya bendera yang baru saja dikibarkan Udin. Ditanya pada Victor. Kata Victor, makna dari bendera itu adalah kapal kami sedang berhenti, lewatlah dengan hati-hati.

“Kalau malam, bagaimana Vic, kan tidak terlihat kapal lain,” tanya Jefri.

“Ya, kita harus memberikan isyarat dengan lampu. Kalau aku tidak salah, kita harus  menghidupkan dua lampu merah dan kanan warna hijau,” ungkap Victor.

“Di samping kode-kode seperti itu, kita sebagai juru mudi walaupun kapal pada posisi berhenti, tetap harus jaga. Perwira juga tetap melakukan hal yang sama. Pemantauan terhadap rekaman radar, kemudian perwira radio, tetap melakukan komunikasi. Sehingga kemungkinan kapal kita ditabrak karena berhenti di tengah laut dapat terhindar,” tambah Jafar memberi penjelasan pada Jefri.

“Jef, ini giliran jagamu kan ? Nah, lebih baik kau pegang ini dan sesekali kau keliling lah,” pinta Udin memberikan keker pada Jefri. ”Tetapi, bukannya kau tidak boleh ikut kami ke ruang makan, Jef. Hanya, sesekali kau keluar untuk mengontrol, baik di palka, maupun di anjungan,” Jafar seraya menarik tangan Jefri menuju ke ruang makan.

 

Di saat mereka bersenda gurau, Peter datang, Peter langsung menjelaskan hasil pertemuan dengan ketiga tamunya dan disepakati bahwa tongkang akan datang dan merapat pada pukul 07.00 malam.

“Jadi, silahkan kalian istirahat. Kecuali tentunya juru mudi jaga, yang harus tetap berkeliling memantau keadaan. Tetapi kalau kalian mau tetap di sini, ya silahkan saja. Barangkali ada pertanyaan ?” Kata Peter sambil mengangkat jari telunjuknya.

“Setelah bongkar barang, apa kita langsung kembali ke Hong Kong, Chief ?” Tanya Jafar.

“Tentu. Begitu selesai bongkar, kita langsung kembali ke Hongkong dan kalian mendapat bonus,” jawab Peter langsung melangkah ke ruang makan.

Tepat pukul 07.00 malam, dua kapal tongkang merapat ke Ever Blue. Puluhan kelasi di bawah perintah Mr. Chan telah berada di palka untuk menerima tali-temali persiapan untuk merapat. Kran telah dihidupkan untuk membuka tutup palka. Sebagaimana waktu muat barang, pada saat bongkar juga, para kelasi yang masih misterius di mata Jefri, bekerja sangat sigap dan lincah. Lima belas menit menjelang pukul 08.00, Jefri memanggil Jafar yang sedang sibuk bekerja di dalam palka. Posisi Jafar digantikan Jefri. Jefri sengaja tidak berkumpul dengan teman-temannya, dia ingin membaur dengan kelasi-kelasi asing. Tetapi sampai istirahat untuk minum pun, Jefri belum berhasil berkomunikasi dengan salah satu dari mereka. Jefri sengaja memberikan minum pada seseorang yang kelihatan masih muda. Orang muda itu menerima minuman kemasan dari tangan Jefri, tetapi orang muda itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya, seakan mengucapkan terima kasih.” Suatu permulaan yang baik,” demikian pikir Jefri. Ternyata apa yang dipikirkan Jefri salah. Setelah mendapat minuman dari Jefri, orang muda yang tadinya mau bekerja sama dengan Jefri mengangkat barang ataupun memasukkan hook ke jaring, malah menjauhi dirinya. Taktik apa lagi yang akan diterapkannya, agar dia dapat berkenalan dengan para kelasi yang cara kerjanya seperti robot itu. Setelah selesai bongkar palka satu, Jefri meminta ijin memanggil Yang Chun dan pura-pura minta dibuatkan kopi.

“Terima kasih Chun, sebentar Chun, ada yang ingin kutanyakan padamu. Tetapi, kira-kira, kau mau nggak menolongku,” tanya Jefri begitu Yang Chun meletakkan secangkir kopi di atas meja Jefri.

“Apa yang dapat aku bantu,” ujar Yang Chun mendekat dan duduk di sebelah Jefri.

“Aku lagi pusing Chun, makanya aku pesan kopi ini padamu. Tetapi kau tahu nggak kenapa aku bisa pusing ?”

“Mana aku tahu, kau kan belum mengatakannya padaku.”

“Itulah Chun yang ingin kukatakan padamu, tetapi ini rahasia, lho ?”

“Rahasia, Jef ?” Kata Yang Chun melirik ke kanan, ke kiri dan kian mendekat ke Jefri.

“Iya, rahasia. Rahasia antara kita berdua. Itu pun, kalau hal yang aku tanyakan ini rahasia.”

“Katakanlah Jef, aku sudah tidak sabar mendengarnya,” desak Yang Chun.

“Itu, mengenai puluhan kelasi yang satu kapal dengan kita ini, kenapa mereka sangat tertutup dan tidak boleh berhubungan dengan kita. Kenapa Chun ?”

“Aduh maaf Jef, apa tidak sebaiknya kita tanyakan hal ini pada Paman Wei ?”

“Lho, kenapa harus pada Paman Wei, kau sendiri tidak tahu atau kau takut ?”

“Aku takut Jef. Sebaiknya kau sabar saja lah, lama-lama nanti kau juga akan tahu. Siapa mereka dan di perusahaan siapa sebenarnya kita ini bekerja,” bisik Yang Chun.

“Kalau kau takut, aku kira, Paman Wei juga akan takut mengatakan padaku Chun. Tetapi oke lah, terima kasih atas kopi ini dan anggap saja yang barusan aku tanyakan padamu, tidak ada,” ujar Jefri perlahan dan menepuk perlahan bahu Yang Chun, kemudian ke palka kembali.

“Dari mana pula kau ini, Jef, tak kutengok kau dari tadi,” sambut Udin begitu dia bergabung kembali dengan teman-temannya.

“Biasa lah, kepalaku lagi pusing, jadi aku minta Yang Chun membuatkan secangkir kopi untukku. Tapi tahu nggak kalian, aku ada kabar penting untuk kita bicarakan. Hanya sifatnya rahasia,” jawab Jefri mendekat ke Udin.

“Kenapa harus rahasia Jef, memangnya ada hal gawat yang kau ketahui ? Ada kaitannya nggak dengan yang kau bicarakan kemarin itu,” tanya Udin penasaran.

“Wah, kelihatannya ada rahasia ini, aku boleh nimbrung nggak ?” Tanya Kusnadi.

“Rahasia sih tidak, hanya tolong kalau bisa jangan ke sini dulu. Kalian kerja saja seperti biasa, Di ruang makan, nanti akan kami beritahukan apa yang kami bicarakan ini. Ingat, jangan ada sampai yang curiga pada kita,” pinta Udin pada Kusnadi, agar dia kembali kerja, bergabung dengan yang lainnya.

“Kita sepertinya sudah terjebak dan masuk dalam perusahaan yang membahayakan diri kita. Tadi aku hampir saja mendapatkan informasi saat aku pura-pura minta minum pada Yang Chun. Sayangnya dia tidak berani bicara, karena di sana kebetulan ada Paman Wei. Sehingga dia menyarankan aku membicarakannya pada Paman Wei, tetapi aku menolaknya.”

“Dari awal berangkat tanpa pemeriksaan imigrasi, aku sudah curiga, Jef. Itu yang kukatakan dulu padamu. Selama puluhan tahun kerja di kapal, belum pernah kapal berangkat tanpa diperiksa imigrasi. Di sini pun, pihak imigrasi Filipina tidak berkunjung. Berarti kita tidak ada landing pass, iya kan ?”

“Artinya apa itu Din ?”

“Artinya sampai di Hongkong nanti, kita dilaporkan ke pihak imigrasi, sehingga pada paspor kita tidak ada landing pass-nya.”

“Dan itu berarti, pihak pemerintah Hongkong masih menganggap kita ini hanya berlabuh, atau mencoba mesin, begitu kan Din ?”

“Tepat sekali analisamu Jef. Tetapi bagaimanapun, perusahaan harus memberitahukannya pada kita sehingga kita tenang kerjanya. Aku ingin tahu bagaimana perasaan Kapten Martin dengan sepak terjang seperti ini. Aku harus menanyakan hal ini padanya Jef. Paling tidak, sebagai Kapten dia harus bertanggung jawab.”

“Tetapi menanyakannya baik-baik, Din. Jangan sampai kita ribut dengan Kapten, karena bagaimana pun selama ini dia kan baik dengan kita.”

“Kalau soal itu, kau jangan takut, Jef. Tenang sajalah. Sekarang mari kita kembali bekerja biar cepat selesai lah,” kata Udin terus menarik tangan Jefri untuk bergabung dengan pekerja-pekerja lainnya.

Menjelang tengah malam, barang-barang selesai dibongkar. Tongkang-tongkang telah jauh meninggalkan Ever Blue. Jefri kelelahan, sehingga tidurnya sangat lelap. Tugas rutinnya berjalan lancar. Peter juga menjalankan tugas rutinnya, dengan alat sextantnya terus memperhitungkan jalannya kapal pada jalur yang telah ditetapkan menuju Hongkong kembali. Selesai serah terima tugas jaga, Jefri menuju ke ruang duduk di dekatnya. Yang Chun datang menyiapkan kopi dan beberapa potong roti bakar untuk Jefri, kemudian pergi kembali.***Bersambung….

Back to top button
MAKASAR KOTA MAKASAR profil_pafi registrasi struktur_organisasi
meja777 meja 777 meja777 login meja777 daftar rtp meja777
sinden4d sinden4d daftar login sinden4d rtp sinden4d
slot gacor kirim4d daftar kirim4d slot dana
lipo777 lipo777 slot slot login lipo777 daftar lipo777
slot gacor kirim4d daftar kirim4d slot dana
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d slot gacort slot gacor gampang maxwin
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d slot gacort slot gacor gampang maxwin
sinden4d
pinobola
meja777 meja 777 meja777 login meja777 slot meja777 rtp
kirim4d daftar kirim4d rtp kirim4d slot kirim4d agen kirim4d
sinden4d daftar sinden4d login sinden4d link sinden4d slot sinden4d
mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola
lilin138 lilin138 daftar scetter hitam slot scetter hitam sinden4d slot dana 5000 slot dana
kapaljudi kapal judi login kapaljudi daftar kapaljudi kapaljudi login kapaljudi daftar
mariobola mario bola login mariobola daftar mariobola mariobola login mariobola daftar
wisnu77 slot scetter hitam toto slot88 sinden4d slotgacor
kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi daftar kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login kapaljudi login ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang daftar ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login ligabintang login mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola daftar mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login mariobola login ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi login ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar ligapelangi daftar bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga login bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar bolasinga daftar pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola login pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar pinobola daftar
KAPALJUDI KAPALJUDI Login KAPALJUDI Alternatif Resmi KAPALJUDI Login KAPALJUDI