Jampidum Setujui Penghentian Penuntutan Para Tersangka Di Empat Kejari Dan Satu Cabjari

JAKARTA,  reformasitotal.com

Berdasarkan keadilan Restoratif (Restorative Justice/RJ) Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Umum (Jampidum), Dr. Fadil Zumhana menyetujui permohonan Penghentian Penuntutan 4 (empat) Tersangka pada 4 Kejaksaan Negeri (Kejari) dan 1 (satu) Tersangka pada 1 Cabang Kejaksaan Negeri (Cabjari).

“Kepada para Tersangka telat diberikan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) oleh masing-masing Kajari dan Cabjari,” ungkap Kapuspenkum Kejagung RI, Leonard Eben Ezer Simanjuntak, SH. MH melalui Pers rilis nya, pada Rabu (16/2/2022).

Para Tersangka tersebut antara lain :

1. Atas nama Dua Malam Sehari, A. Md alias Hari bin Sapuan Joyo Supadmo dari Kejari Karanganyar yang disangkakan melanggar Pasal 335 ayat (1) KUHP tentang Pengancaman.

Dalam perkara ini Tersangka bersama 2 (dua) temannya, Aris dan Giyono pada hari Senin tanggal 20 melakukan tindak pidana pengancaman terhadap  pimpinan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Alfa Dinar yang beralamat di Keprabon Rt.07 Rw. 05 Desa Karangpandan Kabupaten Karanganyar, Erna Setyowati.

Tersangka merasa tersinggung dengan pernyataan saksi korban dan terjadi percekcokan dimana Tersangka mengancam saksi korban dan mengumpat dengan kata-kata kasar. Tersangka menunjuk- nunjuk ke muka korban dan bermaksud untuk menampar korban tetapi hanya mengenai jilbab yang dikenakan oleh korban sehingga jilbab yang dikenakan oleh saksi korban terlepas.

Tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana dan antara Tersangka dengan korban telah berdamai di hadapan Kajari di Kantor Kejari Karanganyar yang disaksikan Tokoh Masyarakat maupun dari penyidik Kepolisian sebelum diberikan SKP2.

2. Atas nama Kharis Nugroho Putranto dari Kejari Salatiga yang disangkakan melanggar Pasal 362 KUHP tentang Pencurian di toko kelontong milik korban Tri Haryanti di Jl. Arjuna No. 43 Kp. Karangalit Rt.03 Rw. 05 Kel. Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga pada 21 Desember 2021.

Tersangka mengambil 3 (tiga) buah dompet yang berisi uang kurang lebih senilai Rp655.000,- (enam ratus lima puluh lima ribu rupiah). Tersangka lalu pergi naik sepeda motor. Sesampainya Tersangka di perempatan lampu trafficlight Grogol, pada saat sedang berhenti, tiba-tiba datang saksi Angga Kusuma dengan meneriaki maling-maling lalu menangkap Tersangka yang dibantu oleh warga sekitar dan mengakuinya.

Kepada Tersangka diberikan SKP2 setelah dilakukan perdamaian dengan korban pada Selasa tanggal 08 Februari 2022, dimana Tersangka dan korban menyetujui upaya perdamaian yang ditawarkan oleh Penuntut Umum, dan sepakat untuk melaksanakan proses perdamaian juga telah ada pemulihan kembali pada keadaan semula antara Korban dan Tersangka dengan cara mengembalikan barang yang diambil oleh Tersangka dari korban, dan adanya penyelesaian perkara di luar Pengadilan (afdoening buiten process).

3. Atas nama Ahmad Pujianto Bin Kudasi (Alm) dari Kejari Jepara yang disangkakan melanggar Pasal 378 KUHPidana atau Pasal 372 KUHPidana tentang Penipuan dan Penggelapan.

Tersangka telah melakukan tindak pidana Penipuan atau Penggelapan terhadap korban Ali Subkhan Bin Masru pada tanggal 23 Desember 2019.

Dimana Tersangka telah menjanjikan dan membujuk korban dengan serangkaian kata bohong atau menimbulkan hutang bagi korban. Dimana awalnya korban percaya kepada Tersangka yang merupakan pegawai Dealer (sebelumnya korban pernah membeli tunai/cash sepeda motor honda scopy melalui Tersangka yang telah diberikan STNK dan BPKB nya), kemudian korban kembali membeli 1 (satu) unit sepeda motor Honda CRF 150 warna hitam tahun 2019 melalui Tersangka dengan harga tunai/cash sebesar Rp32.140.000,- (tiga puluh dua juta seratus empat puluh ribu rupiah) dan uang tersebut telah diterima oleh Tersangka, akan tetapi oleh Tersangka tidak dibayarkan secara tunai/cash melainkan hanya dibayarkan uang muka/DP nya saja sebesar Rp15.000.000,- melalui leasing PT. Federal International Finance (PT. FIF) Jepara sehingga BPKB nya dijadikan jaminan di PT. FIF (hal tersebut diketahui korban setelah didatangi oleh pihak PT. FIF untuk menagih tunggakan angsuran), lalu sisa uangnya milik korban dipergunakan untuk kepentingan pribadi Tersangka.

SKP2 diberikan kepada Tersangka setelah berdamai dengan korban pada Senin tanggal 31 Januari 2022, dan Tersangka meminta maaf kepada korban dan Tersangka berjanji tidak mengulangi perbuatannya lagi, kemudian Korban telah memberikan maaf dengan syarat pihak Tersangka memulihkan kerugian yang dialami oleh pihak Korban.

4. Atas nama Tersangka Triyanto Bin Sutarto (Alm) dari Kejari Sragen yang disangkakan melanggar Pasal 351 ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.

Tersangka pada hari Senin tanggal 27 Desember 2021 sekitar pukul 01.00 WIB, menemui korban Iksan Wahyu Krisnawan di rumahnya dan mengajak untuk keluar untuk berbicara, ajakan tersebut disanggupi oleh korban, kemudian korban menyusul dengan mengendarai sepeda motor di belakang mobil yang dikendarai Tersangka.

Setelah sampai di tengah jalan umum Dukuh Karangsigit Bangan Desa Sambiduwur Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen, Tersangka turun dari mobilnya kemudian menghampiri korban sambil mengatakan perkataan yang intinya jangan berhubungan dengan anak Tersangka yang bernama Meisa Dika Maharani, atas perkataan tersebut korban berusaha meminta maaf dan bicara baik-baik. Namun Tersangka tetap tidak mau menerima dan selanjutnya melakukan pemukulan sebanyak 3 (tiga) kali diantaranya dengan menggunakan tangan kiri sebanyak 1 (satu) kali mengenai pelipis sebelah kiri, kemudian memukul dengan menggunakan tangan kanan sebanyak 2 (dua) kali masing-masing pukulan pertama mengenai mata sebelah kiri dan pukulan kedua mengenai hidung dan dahi.

Penyebab Tersangka melakukan penganiayaan, sebelumnya pada sekitar pukul 00.00 WIB dipinggir jalan Tempel – Jekani wilayah Mondokan, Tersangka memergoki korban sedang bersama dengan anak Tersangka yaitu Meisa Dika Maharani yang berusia 19 tahun sedangkan hal tersebut dipandang tidak pantas dalam norma sosial yang dijunjung di masyarakat sehingga Tersangka sebagai Orang tua/Bapak menjadi marah dan malu. Selain itu, sebelum kejadian Tersangka pernah menghubungi korban untuk menjauhi anaknya karena lebih memikirkan sekolah dan tidak berpacaran dengan korban yang seorang duda berusia 33 (tiga puluh tiga) tahun.

SKP2 diberikan karena telah dilakukan perdamaian pada Rabu 02 Februari 2022, dan adanya perdamaian tanpa syarat antara pihak korban dan pihak Tersangka. Masyarakat merespon positif perdamaian tersebut.

5. Atas nama Tersangka Helti Binti Husin (Alm) dari Cabjari Bangka di Belinyu yang disangkakan melanggar Pasal 480 ayat (1) KUHP tentang Penadahan.

Tersangka membeli sepeda lipat curian dari pelaku Iwan seharga Rp250.000,- pada hari Jumat tanggal 08 Oktober 2021.

Ternyata Iwan telah mencuri sepeda merk Pasific warna hitam tersebut dari rumah Hengki Bin Basuki pada tanggal 06 Oktober 2021.

SKP2 diberikan kepada Tersangka dalam kerangka pikir keadilan restoratif dengan mempertimbangkan keadaan kepentingan korban dan kepentingan hukum lain yang dilindungi dimana saksi Korban sudah memaafkan sehingga proses perdamaian dapat dilaksanakan tanpa ada syarat apapun, telah dilakukan perdamaian pada Kamis 03 Februari 2022.

Dimana Tersangka dan Saksi Korban menyetujui proses perdamaian yang ditawarkan Penuntut Umum, dan sepakat untuk menyelesaikan proses perdamaian tanpa syarat.***Kapuspenkum Kejagung RI.

DRIVANA