Penggiat Lingkungan Kabupaten Bandung Okta Priyanto Yulida Kembali Angkat Bicara

KAB BANDUNG-tabloidreformasi.com
Salah satu penggiat lingkungan di Wilayah Kabupaten Bandung Okta Prianto Yulida yang bertempat tinggal di Desa Citeureup Kecamatan Dayeuhkolot saat ditemui awak media melalui saluran WatsApp nya tentang Isu Penanggulangan Sampah di Kabupaten Bandung ia mengatakan ” Permasalahan yang menjadi prioritas dari dulu banjir dan sampah.Banjir di daerah sudah sedikit berkurang dengan banyak Solusi Sampah menjadi prioritas sekarang ini,” ujarnya.
Ia pun berkata,Kalau boleh nanya
Apa beda nya masyarakat membuang sampah di pinggir jalan dengan pemerintah membuang ke TPA di hutan sana,” ujarnya .
Darurat ini sama seperti banjir waktu dulu 15 tahun ga ada solusi nya.
Teman teman siap membantu peran pemerintah yang tidak bisa apa apa kita ada solusi nya. Mereka menyerah tapi seakan gengsi melibatkan kita untuk memecahkan solusi solusi tersebut,” ungkapnya.
Yang bisa kita lakukan ya merebut dan menduduki ketidak kemampuan mereka mengakomodir penggiat lingkungan ya sudah tunggu waktu nya.
Memang itu yang mereka mau.
Kalau sudah tidak sanggup saran saya bersinergi dengan kelompok masyarakat yang mau dan peduli.
Atau solusi yang bijak berhenti saja menjadi pelayan masyarakat mubazir anggaran negara membiayai orang orang yang tidak bisa bekerja
Buang buang uang negara saja,jelasnya
Okta menjelaskan lebih lanjut “Menurut Saya yang di kerjakan mereka memindahkan masalah bukan menuntaskan masalah selama ini itu TPA Sarimukti jelas dampak sosial nya merugikan masyarakat di sana dan mengeluarkan anggaran besar.
1. Sewa tempat pake anggaran
2. Operasional gaji gaji pekerja dan uang bensin memindahkan masalah pake anggaran
3 Beli alat alat seperti mobil pengangkut pake anggaran juga
4. Hutan tercemar
5. Sungai tercemar
6. Air tanah warga tercemar
7. Udara sekitar terganggu
8. Masyarakat memberikan upah pula setiap RW nya untuk pengangkutan kepada pemerintah kalau di hitung se kabupaten Bandung / kota miliaran setiap bulan nya,” jelas Okta.
Okta menegaskan “Sudah Jelas pekerja di pemerintahan sudah di gajih oleh negara tapi tidak sanggup menuntaskan permasalahan benda mati, apalagi orang hidup .
Sumber daya manusia di wilayah masih ada yang mau berkerja dan mampu menuntaskan permasalahan yang sudah lama itu.
Biar tiap tahun anggaran besar yang percuma itu bisa digunakan ke program lain untuk membangun negri bukan untuk di main mainkan malah sekarang menjadi permasalahan yang mengakibatkan hutan tanah dan air tercemar masyarakat yang terdampak menjadi penyakitan . Atau sengaja agar kita menjadi generasi penyakitan generasi sampah,” pungkasnya.
Red-Agus/ Bety